Munggahan Ramadhan 1442 H/2021, Warga Tak Membeli Banyak Daging Sapi, Khawatir Mubazir

- 12 April 2021, 11:41 WIB
Pasar Rawa, Desa Tanimulya, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 12 April 2021 pagi
Pasar Rawa, Desa Tanimulya, Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 12 April 2021 pagi /Kodar Solihat/DeskJabar

 “Apalagi dalam agama Islam, diajarakan umatnya agar hidup sederhana atau seperlunya saja. Bulan Ramadhan kan hakekatnya untuk memperbanyak ibadah, walau pun ya hanya suasana saja menjadi ingin makan yang enak-enak saat munggahan,” ucap Junaedi.

Soal tradisi

Sementara itu, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PBNU KH Mahbub Maafi mengatakan jelang bulan suci Ramadhan masyarakat Indonesia memiliki beragam tradisi yang hakikatnya baik dan perlu dilestralikan.

Macam-macam tradisi itu terealisasikan dalam bentuk ziarah kubur, makan bersama, hingga mandi bersama itu perlu dipertahankan, asal tak melenceng dari kaidah fikih.

"Sebenarnya itu tradisi yah, tradisi penghormatan terhadap bulan Ramadhan. Sebetulnya tidak ada masalah, hanya itu tradisi saja. Maka dikatakan, kita itu tidak usah menyelisihi atau keluar dari tradisi yang biasa dilakukan oleh orang sepanjang itu bukan sesuatu yang diharamkan," ujar KH Mahbub Maafi saat dihubungi Antara, Sabtu, 10 April 2021.

Baca Juga: Gempa Bumi Bermagnitudo 5,2 Guncang Lampung, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Secara hakekat, katanya, tradisi ziarah sangat baik yakni mendoakan seseorang/keluarga/kerabat yang telah meninggal. Juga menjadi pengingat akan hadirnya kematian.

Juga kegiatan makan bersama atau dalam istilah masyarakat Sunda disebut "Munggahan". Munggahan berarti makan bersama jelang Ramadhan. Selain itu, masyarakat juga silih memberikan makanan yang telah diolahnya ke saudara dan tetangga.Menurut KH Mahbub, tradisi-tradisi semacam ini harus dipertahankan bahkan dilestralikan karena pada dasarnya mengandung pesan kebaikan; saling berbagi, saling merasakan, dan saling membantu.

"Sebenarnya mengirim sedekah ke sini, ngirim sedekah ke sana, ke rumah saudara atau tetangga menjelang bulan Ramadhan itu sesuatu hal yang baik. Siapa tahu tetangga atau keluarga yang mau berpuasa bekalnya kurang. Itu kan ga ada masalah, dan itu menurut saya perlu dilestralikan karena itu sesuatu tradisi yang baik, mungkin tidak ditemukan (di negara lain)," kata dia.

Baca Juga: Jelang Ramadhan 2021, Tradisi Padusan di Pikatan Dibatasi Hanya 450 Orang

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x