SEJARAH KERAJAAN PAJAJARAN: Sasakala, Riwayat dan Rahasia Kelahirannya

- 2 April 2021, 11:06 WIB
DR .Drs. H. Anton Charliyan, MPKN, Irjen Pol (P)
DR .Drs. H. Anton Charliyan, MPKN, Irjen Pol (P) /DeskJabar/Istimewa/

Keduanya lalu disatukan, dijodohkan menjadi suami istri sebagai Raja dan Ratu. Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1482 M. Maka sejak saat itu, dua kerajaan tersebut dilebur disatukan. tidak ada lagi yang namanya egosentris sebagai Kerajaan Sunda dan tidak ada lagi yang namanya egosentris Kerajaan Galuh.

Sebagai suatu kerajaan yangan sejajar, sama sederajat tidak ada yang lebih tinggi, tidak ada lagi yang lebih rendah. Menjadi satu biduk sebagai Raja dan Ratu. Sehingga tidak ada lagi konflik kedua belah pihak, ditutup cukup sampai di situ. Bahkan keputusan Rama dan Resi ini berakhir dengan kebahagiaan, berakhir dengan persaudaraan, berakhir dengan perjodohan sebagai suami istri sebagai Raja dan Ratu, dalam bingkai tatananan baru Kerajaan Pajajaran.

Histori itu tersirat dalam naskah Babad Sumedang, Sumadidjaya hal 9: "Kabukti Negeri Galuh, Gumanti ku Pajajaran, ku Prabu Siliwangi. (Terbukti Negeri Galuh Berganti dengan Pajajaran Rajanya Prabu Siliwangi ).

Sedangkan dalam Pantun Bogor (Pakujajar Beukah Kembang) dikatakan : "Ceuk Prabu Anom, Sugan inget Keneh Eyang ? Saha anu ngadegkeun Ieu Nagara Pajajaran?”. (Prabu Anom berkata : Masih ingatkah Eyang ? Siapa yang mendirikan Negara Pajajaran?).

Memeh Ngadeg Pajajaran nu munggaran, ngaranna teh Nagara Sunda".(Sebelum berdirinya Pajajaran yang pertama, nama kerajaan sebelumnya adalah Negara Sunda). 

Jadi di sini tersirat jelas bahwa Kerajaan Sunda adalah Kerajaan Pendahulu sebelum Kerajaan Pajajaran berdiri. Sehingga dengan demikian Kerajaan Pajajaran ada dan berdiri, berawal dari Kerajaan Sunda dan Galuh. Menyatukan 2 (dua) kerajaan jadi satu dengan nama baru yaitu Kerajaan Pajajaran.Yang berarti pula, satu sama lain berbeda. Pajajaran ya Pajajaran. Sunda ya Sunda, Galuh ya Galuh sesuai dengan wayah, willayah, lampah, waktu, tempat dan lakonnya.

Prasassti Batutulis Bogor
Prasassti Batutulis Bogor
Kerajaan besar

Hingga kini masih banyak perbedaan silang pendapat tentang eksistensi keberadaan dan nama Pajajaran ini sebagai sebuah kerajaan. Ada yang mengatakan Pajajaran itu hanyalah sebuah nama ibukota saja. Nama kerajaanya adalah Sunda. Ada juga yang berpendapat  bahwa memang Pajajaran itu sendiri merupakan suatu imperium  sebagai suatu Kerajaan uang eksis berdiri sendiri. 

Terlepas apakah nama Pajaran itu sebagai sebuah Kerajaan atau nama ibukota, yang jelas dari catatan naskah-naskan di atas tersirat dan tersurat bahwa: Pajajaran merupakan nama resmi suatu Negeri atau suatu Kerajaan yang berkuasa di Tatar Sunda Jawa Barat setelah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh melebur menjadi satu.

Untuk melacak Kerajaan Pajajaran memang diperlukan kelapangan hati karena banyak terjadi kesimpangsiuran pro dan kontra dengan berbagai alternatif kepentingan serta berbagai sudut pandang sisi  keilmuan. Hal ini sejalan dengan yang tersirat dalam Pantu Bogor (Napak dina uga Sunda) yang berbunyi : "Mapay lacak Pajajaran mah kudu bari rubak amparan (Mencari jejak Pajajaran itu harus dengan hati yang bersih dan lapang). Anu engke baris murwa anu saestuna, bari ngajarkeun deui Pajajaran, di tengah-tengah zaman bangsa Sunda, ngaleungitkeun jiwa Sunda(yang nanti akan membuka ceritera yang  sesungguhnya, sambil menjajarkan lagi ppirit Pajajaran, ditengah bangsa sunda yang sudah kehilangan jiwa sundanya).

Lahirnya Pajajaran itu sendiri sebagai suatu Negara, sebagai suatu imperium atau kerajaan besar, selain tercatat dalam Prasasti BatuTulis Bogor (Sribaduga Maharaja Ratu haji di Pakwan Pajajaran. Sebagai Maharaja Penguasa Pajajaran) juga dalam Babad Ratu Pakuan  Dangdanggula no 274/3 (Rakanipun dados Papatih Nagara Pajajaran). Naskah Turunan Timbang Anten (Prabu siliwangi Raja Pajajaran), dan banyak lagi. 

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x