DESKJABAR - Peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) yang diperingati setiap tanggal 24 Maret, tidak hanya bicara perjuangan satu atau dua pahlawan, tetapi juga perjuangan heroik seluruh warga Kota Bandung saat itu.
Salah satu sosok yang cukup punya andil dalam peristiwa BLA adalah Abdul Haris Nasution atau AH Nasution. Banyak orang mengingatnya sebagai salah satu target pada peristiwa G30S/PKI. Saat itu, ia berhasil lolos dari sergapan pemberontak.
Akan tetapi, sebelum itu, AH Nasuition telah banyak terlibat dalam sejumlah pergerakan merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Termasuk juga pada peristiwa Bandung Lautan Api pada 23 Maret 1946.
Baca Juga: Selama Pandemi Covid-19, Pangan Masyarakat Baduy Tercukupi, Ini Alasannya
Seperti dikabarkan laman Humas Kota Bandung, saat peristiwa Bandung Lautan Api, Nasution menjabat sebagai Komandan Divisi III (kini Kodam III/Siuliwangi). Saat itu, ia masih berusia 28 tahun.
Berpangkat kolonel, pria yang lahir di lahir di Kotanopan, Sumatra Utara, 3 Desember 1918 menjadi salah satu tokoh sentral. Ia disebut bertanggung jawab akan nasib rakyat serta anak buahnya.
Ia terlibat pada musyawarah yang dilakukan untuk pengambilan keputusan yang mengarah kepada peristiwa BLA. Saat itu, Pemerintah Republik Indonesia melalui Perdana Menteri Sutan Sjahrir dan Komandan Divisi III TRI, Kolonel AH Nasution, menyarankan agar pejuang Bandung memenuhi ultimatum Sekutu.
Sejatinya, AH Nasution dan para perwira lain enggan menyerahkan Bandung. Akan tetapi, ia harus taat pada kata perdana menteri.
Baca Juga: Jadi Komentator Laga Catur GM Irene Sukandar vs Dewa Kipas, Chelsie Monica Pincut Banyak Warganet
Sebagai perwira profesional, dengan pengalaman di KNIL juga, seharusnya A.H. Nasution tunduk pada kata pemerintah. Ia lalu melakukan rapat bersama pimpinan militer Indonesia lain. Mereka sepakat tidak mempermudah kehadiran Tentara Sekutu di Bandung, Jawa Barat.