Amerika Serikat akan Membagi-bagikan Vaksin Covid-19 ke Negara-negara Miskin

- 22 Januari 2021, 10:11 WIB
/Antara

DESKJABAR - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana membagi-bagikan ke negara-negara miskin, sebagai bagian dari strategis nasional mereka untuk memerangi Covid-19.

"Pemerintah Amerika Serikat akan mendukung rencana global untuk memerangi Covid-19 dan memberikan vaksin ke negara-negara miskin sebagai bagian dari strategi nasional, ujar Presiden Joe Biden, dikutip DeskJabar dari Antara, yang mengutipnya dari Reuters, Kamis, 21 Januari 2021.

Rencana itu termasuk dengan mendorong Kongres AS menyetujui lebih banyak pendanaan bagi upaya internasional dalam memerangi Covid-19.

Keterlibatan kembali AS di tingkat global telah menjadi salah satu prioritas Biden sejak menjabat pada Rabu (20/1).

Baca Juga: Kemenparekraf Berniat Lakukan Travel Bubble Singapura dan Indonesia di Batam

Salah satu tindakan pertamanya adalah membatalkan rencana mantan Presiden Donald Trump untuk menarik AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang berbasis di Jenewa.

COVAX

Di bawah strategi Covid-19 AS, Biden akan mengarahkan menteri luar negeri serta menteri kesehatan dan layanan kemanusiaan agar memberi tahu WHO dan aliansi vaksin GAVI tentang niat Washington untuk mendukung Access to Covid-19 Tools (ACT) Accelerator dan bergabung dengan Fasilitas COVAX.

Wakil Presiden Kamala Harris telah berbicara dengan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Kamis tentang rencana Washington, kata Gedung Putih.

Program ACT-Accelerator beserta fasilitas COVAX adalah rencana global untuk mengatasi pandemi, yang bertujuan untuk memberikan dua miliar dosis vaksin virus corona pada akhir tahun 2021, 245 juta perawatan, dan 500 juta tes. Gelombang vaksin pertama diharapkan sudah dapat dikirim ke negara-negara miskin pada Februari.

Baca Juga: BREAKING NEWS : Ledakan Bunuh Diri Terjadi di Pasar Baghdad Irak, 32 Orang Tewas

"Pemerintahan Biden-Harris akan mencari dana dari Kongres untuk memperkuat dan mempertahankan upaya ini, serta inisiatif multilateral lain yang ada yang terlibat dalam memerangi Covid-19," menurut strategi tersebut, yang juga menyeru pemerintah AS agar mencari cara untuk menyumbangkan surplus vaksin AS di masa depan.

Urusan WHO

Pada Desember, Kongres AS mengalokasikan empat miliar dolar AS atau sekitar Rp56 triliun bagi tanggapan global terhadap pandemi, termasuk pengadaan dan pengiriman vaksin. Tapi, calon Biden untuk menteri luar negeri, Antony Blinken, memperingatkan bahwa "sumber daya tambahan mungkin dibutuhkan."

Sejauh ini ACT-Accelerator telah menerima enam miliar dolar AS atau Rp84 triliun dan janji AS sebesar empat miliar dolar atau Rp56 triliun, tetapi masih membutuhkan 23 miliar dolar AS atau Rp322 triliun lagi.

Baca Juga: Jangan Buang Masker Habis Pakai ke Tempat Sampah Rumah Tangga, Ini Penjelasannya

Blinken mengatakan AS memiliki kepentingan nasional untuk memastikan bahwa vaksin didistribusikan secara efektif dan cepat secara global.

"Kami melihat potensi krisis utang di antara negara-negara berkembang. Kami melihat krisis kesehatan masyarakat di beberapa negara karena Covid-19 telah mempersulit penyediaan layanan kesehatan lainnya," kata Blinken.

"Kami melihat kerapuhan negara meningkat, bukan menurun,  jadi kami memiliki minat nyata untuk membantu," katanya, Selasa (19/1).

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x