Gunung Merapi: Wisatawan Dilarang Mendaki, Awan Panas Kembali Meluncur,

- 21 Januari 2021, 07:17 WIB
ASAP sulfatara mengepul disertai guguran material vulkanik dari puncak gunung Merapi di foto dari Desa kaliurang, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/1/2021).
ASAP sulfatara mengepul disertai guguran material vulkanik dari puncak gunung Merapi di foto dari Desa kaliurang, Srumbung, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (20/1/2021). /ANTARA FOTO/Anis Efizudin/aww/

Baca Juga: Pelaku Wisata dan Pendaki Tidak Berkegiatan di Sekitar Gunung Merapi, Berikut Ini Alasannya

Baca Juga: Gunung Merapi Siaga, Ini Empat Destinasi Wisata yang Ditutup Sementara

Awan panas guguran ketujuh pada pukul 17.14 WIB yang tercatat dengan amplitudo 2 mm dan durasi 11 detik. Jarak luncur 400 meter ke arah barat daya.

Terakhir, terjadi pada pukul 17.17 WIB. Awan panas guguran ini tercatat dengan amplitudo 7 mm dan durasi 72 detik. Jarak luncur 800 meter ke arah barat daya.

Sebelumnya, selama periode pengamatan Rabu (20/1) pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, BPPTKG juga mencatat tiga kali awan panas guguran keluar dari Gunung Merapi dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter ke arah barat daya.

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi dan mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik," kata Hanik Humaida.

BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga dengan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer.

Sedangkan apabila terjadi letusan eksplosif, lontaran material vulkanik dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Maka dari itu, BPPTKG merekomendasikan penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Merapi dalam KRB III untuk dihentikan. ***

 

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x