DESKJABAR – Peretasan terhadap layanan kesehatan dan organisasi medis telah meningkat selama pandemi Covid-19, para peretas mulai dari mata-mata yang didukung negara hingga penjahat dunia maya, berebut untuk mendapatkan informasi terbaru tentang wabah tersebut.
Produsen obat Amerika Serikat Pfizer dan mitranya dari Jerman, BioNTech, menjadi salah satu korban peretasan tersebut. Vaksin mereka menjadi vaksin Covid-19 pertama di dunia yang sudah divaksinasikan kepada manusia, setelah Inggris pada Selasa, 8 Desember 2020 telah memulai vaksinasi dengan menggunakan vaksin Pfizer.
Mereka mengatakan pada Rabu, 9 Desember 2020, bahwa dokumen yang terkait dengan pengembangan vaksin Covid-19 mereka telah diakses secara tidak sah dalam serangan siber terhadap regulator obat-obatan Eropa atau European Medicines Agency (EMA),
Baca Juga: Atletico Madrid Dampingi Bayern Munich Lolos ke 16 Besar Liga Champions 2020-2021
EMA yang bertanggung jawab untuk menilai dan menyetujui obat-obatan dan vaksin untuk Uni Eropa (UE), mengatakan, beberapa jam sebelumnya mereka telah menjadi sasaran dalam serangan siber. Tidak ada rincian lebih lanjut.
Pfizer dan BioNTech mengatakan, mereka tidak yakin data pribadi peserta uji coba telah disusupi. “EMA telah meyakinkan kami bahwa serangan siber tidak akan berdampak pada timeline peninjauannya."
Tidak jelas kapan atau bagaimana serangan itu terjadi, siapa yang bertanggung jawab atau informasi lain apa yang mungkin telah diretas.
Baca Juga: Pilkada Indramayu 2020: Inilah Pesan Sang Jenderal Dai Bachtiar Kepada Anaknya Nina Agustina
Seorang juru bicara BioNTech menolak berkomentar lebih lanjut. Pfizer tidak segera menanggapi permintaan komentar lebih lanjut.