Network
DESKJABAR – Sebanyak 1.172 tempat pemungutan suara (TPS) ternyata dihadiri oleh anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang terpapar Covid-19, saat pencoblosan Pilkada Serentak 2020, Rabu, 9 Desember 2020.
Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin mengemukakan, data tersebut didapatkan dari laporan cepat hasil pengawasan pengawas TPS di seluruh Indonesia, yang jumlahnya 290 ribuan TPS melalui Sistem Informasi Pengawasan Pemilu (Siwaslu) Pilkada 2020.
"Terdapat KPPS terpapar Covid-19 yang masih hadir di TPS. Ini terjadi di 1.172 (TPS). Tentu perlu dikonfirmasi lebih jauh situasi-situasi yang terjadi di lapangan, seberapa lama pasca Covid-19 mereka tetap bertugas dan lain-lain," ujar Mochammad Afifuddin, dalam konferensi pers yang disiarkan Youtube, Rabu, 9 Desember 2020.
Baca Juga: Tim Khusus Komnas HAM Sudah Bekerja Menyelidiki Kasus Kematian 6 Anggota FPI
Dikutip dari Antara, Mochammad Afifuddin mengemukakan, konfirmasi perlu dilakukan. Ia mencontohkan terkait anggota KPPS yang dinyatakan positif Covid-19 harus dicek kapan mereka positif, dan saat ini masih dalam status positif atau tidak, seperti di salah satu daerah di Sulawesi Utara yang posisinya memang positif.
Selain itu, kata Afif, menjadi tantangan tersendiri bagi KPU untuk mencari pengganti petugas KPPS karena penggantian petugas KPPS memang belum diatur dalam peraturan.
Dari hasil pengawasan cepat pengawas TPS dari 290 ribuan, kata dia, saat ini baru masuk data dari 100.995 TPS sehingga perkembangannya akan dinamis.
Baca Juga: Mabes Polri Ambil Alih Penyidikan Kasus Tewasnya Enam Orang Laskar FPI
Selain data KPPS positif Covid-19 yang masih hadir di TPS, Bawaslu juga mendapatkan berbagai laporan lain, antara lain tidak adanya fasilitas cuci tangan di sekitar TPS yang ditemukan di 1.454 TPS.
