Ngabalin Selalu Cerita Memuji Edhy Prabowo, Refly Harun: Saya Bingung Kenapa Ngabalin Lolos OTT KPK

- 2 Desember 2020, 16:21 WIB
Refly Harun (kanan) mengkritik sikap Ali Mochtar Ngabalin (kiri) yang dianggapnya terlalu lunak kepada Edhy Prabowo.
Refly Harun (kanan) mengkritik sikap Ali Mochtar Ngabalin (kiri) yang dianggapnya terlalu lunak kepada Edhy Prabowo. /Kolase dari YouTube Refly Harun dan Najwa Shihab

 

DESKJABAR- Ali Mochtar Ngabalin, selalu bercerita sedih bahkan saat menceritakan proses penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo selalu menangis. Baru-baru ini Ali Mochtar Ngabalin juga menceritakan kisah itu di acara ILC TV One.

Pakar hukum tata negara Refly Harun mengkritik sikap Ali Mochtar Ngabalin yang terkesan malah mendukung Edhy Prabowo usai ditangkap KPK beberapa waktu yang lalu.

Sebetulnya Refly Harun masih dibuat kebingungan mengapa Ali Mochtar Ngabalin bisa lolos dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan di Bandara Soekarno Hatta usai kepulangan rombongan Edhy dari Hawaii, AS.

"Masih jadi pertanyaan kenapa kemudian Ngabalin dipisahkan dari rombongan, itu yang jadi masalah, karena kalau misalnya kita bicara tentang OTT, biasanya ya semua yang ada di rombongan itu diambil semuanya, lalu nanti kelihatan ada relevansinya atau tidak, baru kemudian dilepaskan," tuturnya.

Baca Juga: Ribuan Narapidana Di Jabar Akan Nyoblos Pada Pilkada Serentak 9 Desember 2020

Walaupun Edhy termasuk teman dekat Ngabalin, Refly Harun tetap menyayangkan sikap Ngabalin yang terbilang terlalu lunak dalam memandang sebuah kasus korupsi.

"Saya termasuk sedih juga, begitu saya kira cara pandang kita melihat tindak pidana korupsi, memang koruptor itu selalu teman yang baik, mereka yang menggaruk uang negara, banyak uangnya, ya mungkin bisa traktir teman, menjadi orang-orang yang sangat disenangi karena banyak uangnya," ucapnya.

Menurut pengalaman seorang Refly Harun, biasanya terdapat aliran dana dari para pengusaha-pengusaha besar di Indonesia jika pejabat ingin melakukan perjalanan ke luar negeri.

Baca Juga: HUT Ke-1 Pikiran Rakyat Media Network, Media Pertama di Indonesia Yang Mengusung Roh Gotong Royong

"Bayangkan Edhy Prabowo dengan Rp750 juta barang belanjaannya dari luar negeri, pertanyaannya adalah itu uang siapa, apakah uang pribadi ataukah ada cukong yang diajak bayar sana bayar sini, kadang-kadang terus terang ini merupakan rahasia pejabat publik," tuturnya.

"Saya banyak diceritakan kalau biasanya rombongan-rombongan pejabat negara suka membawa cukong, lalu cukong itulah yang bayar sana bayar sini, tapi itu jaman dahulu, kalau zaman sekarang saya tidak tahu masih terjadi atau malah lebih dari itu," katanya.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, ia menilai sikap Ngabalin yang terlalu lunak kepada Edhy menunjukkan bahwa memang di Indonesia tindak korupsi dianggap sebagai hal yang biasa saja.

Baca Juga: Tingkatkan Pelayanan, Rutan Bandung Launching Maskot Ki Japra Lengser

"Ketika pernyataan Ngabalin mengenai Edhy yang dianggapnya baik dan lain sebagainya, bahkan ada video yang beredar dia sedang mengawal Edhy, Itu menunjukkan bahwa sense of crisis (rasa krisis) kita terhadap kasus korupsi tidak tinggi," tuturnya.

Padahal Refly Harun menjelaskan bahwa survei terbaru menunjukkan Indonesia adalah negara Asia ketiga yang paling korup.

"Jadi luar biasa sesungguhnya, tapi tidak ada perasaan ingin memarahi, mengutuk, dan memaki mereka-mereka yang melakukan tindakan korupsi yang merusak negara ini," ucapnya.

Refly Harun menegaskan bahwa tindakan korupsi apalagi seorang menteri yang melakukannya tidak bisa diampuni, dan bukan satu hal yang perlu dikasihani.

Baca Juga: Jin BTS Bisa Tunda Wajib Militer Sampai Usia 30 Tahun, Berikut Ini Alasannya

"Seorang menteri yang korupsi itu tidak bisa ditolerir, apalagi dikatakan Ngabalin tadi, Edhy sedang menghadapi kesulitan dan cobaan. Tidak, dia membuat sebuah kejahatan dengan menerima uang suap, itu bukan sebuah hal yang patut diberikan simpati, itu adalah kejahatan, extraordinary crime," tutur Refly Harun.

Seperti diketahui Ngabalin adalah orang yang ikut dalam rombongan Menteri KKP Edhy Prabowo pulang dari Amerika Serikat. Hanya saja Ngabalin dipisahkan dari rombongan Edhy Prabowo yang selanjutnya ditangkap KPK.

Ngabalin juga memberikan ucapan dukungan lainnya kepada Edhy Prabowo.
"Saya percaya dia adalah orang yang baik untuk bisa membawa kami, saya punya prilaku itu saya harus lakukan karena saya tidak boleh membiarkan dia dalam kesulitan kemudian saya pergi lari tinggalkan dia, apapun alasannya saya harus menemani Edhy," ujar Ngabalin.

Baca Juga: Badai Cedera Yang Menimpa Liverpool, Membawa Berkah Bagi Para Pemain Mudanya

"Tetapi sebagai teman dan sahabat saya harus menemani Edhy Prabowo sampai selesai kenapa bisa sampai ditangkap oleh KPK, itu menurut saya adalah komitmen persahabatan saya," ucapnya.

Ngabalin menegaskan sebagai kawan dan sahabat dirinya tidak akan mungkin membiarkan Edhy sendirian dalam situasi seperti ini.

"Minimal dia melihat saya memberikan motivasi bahwa anda harus kuat menghadapi ini, menjadi pemimpin itu bukan hanya anda bisa merasakan situasi yang enak, tapi sutasi begini kita harus hadir sebagai kawan dan sahabat," ujar Ngabalin.***Ghiffary Zaka/Pikiran Rakyat Bekasi

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x