Network
DESKJABAR - Pemerintah Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China, menemukaan dugaan kandungan Covid-19 pada paket daging sapi beku impor dari Brasil dan paket ikan impor yang didatangkan dari Viernam.
Akibatnya, sekitar lebih dari seribu karyawan yang bekerja di gudang tempat kedua paket barang impor tersebut, harus dilakukan tes usap, yang hasilnya sebagian besar negatif.
Pemerintah China sendiri, telah mengumumkan penangguhan impor makanan beku dari 109 negara.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Bubarkan Dewan Ketahanan Pangan
Pada Minggu, 29 November 2020, otoritas setempat mengemukakan, Pemerintah Kota Wuhan telah melakukan investigasi epidemiologis terhadap paket daging sapi beku impor dan ikan beku impor tersebut.
Menurut otoritas setempat, sampel daging sapi beku impor dari Brazil telah diambil dari gudang makanan beku di Distrik Donghu dan sampel ikan beku impor dari Vietnam diambil di Distrik Jing'an.
Dikutip dari kantor berita Antara, tidak ada satu pun dari kedua produk tersebut yang didistribusikan ke pasar. Pihak berwenang telah melakukan isolasi terhadap kedua produk pangan tersebut, demikian juga gudang dan karyawan yang terkait dengan kedua produk itu dilakukan karantina.
Baca Juga: Di Tasikmalaya, Siswi SMP Jadi Budak Seks 10 Pria Dewasa Selama Setahun
Hingga Sabtu, 28 November 2020, Pemerintah Kota Wuhan telah menggelar tes usap kepada 300 warga yang tinggal di sekitar gudang beku Distrik Donghu.
Sebanyak 295 karyawan hasilnya negatif, demikian halnya dengan 4.550 paket daging beku impor.
Hasil negatif juga didapat dari 255 sampel, 3.777 paket ikan beku impor, dan 866 karyawan gudang di Distrik Jing'an.
Daging sapi beku impor seberat 92,9 ton berangkat dalam dua tahap dari Brazil pada tanggal 12 dan 19 Juni 2020.
Baca Juga: Polda Jabar Akan Panggil Pihak Rumah Sakit UMMI Bogor, Ini Komentar Babe Haikal Hassan
Tiba di Shanghai pada tanggal 28 dan 29 Agustus, kemudian baru sampai Wuhan pada 18 September.
Sementara 19,2 ton ikan impor tiba di Wuhan pada 7 September setelah diimpor dari Kota Ho Chi Minh, Vietnam.***
