Drone Asing Masuk Indonesia ? Air Defence System Buatan Pindad Bandung Siap Merontokkan

20 Januari 2023, 07:36 WIB
Air Defence System buatan PT Pindad Bandung untuk merontokan drone dan peluru kendali. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Pada perang era modern, penggunaan peluru kendali dan drone digunakan untuk menyerang wilayah negara lain.

Tetapi Indonesia melalui PT Pindad Bandung sudah mempersiapkan Air Defence System untuk merontokkan drone dan peluru kendali asing yang masuk, dan termasuk produk terbaru Pindad.

Air Defence System buatan Pindad merupakan perangkat pertahanan udara yang efektif merontokan drone, dengan dipasangkan pada kendaraan lapis baja Badak 6 x 6.

Baca Juga: Industri Pertahanan, Trend Warna Senjata Pistol Warna Centil di Dunia, Buatan Pindad Bandung Juga Ada

Apa itu Air Defence System ?

Air Defence System atau dalam Bahasa Indonesia merupakan perangkat sistem pertahanan udara untuk merontokkan serangan peluru kendali (missile) dan drone.

Indonesia melalui Pindad kini memproduksi, menyusul negara-negara militer kuat lain yang sudah memproduksi dan menggunakan kendaraan air defence system, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Prancis, Israel, Italia, Inggris, Yunani, Iran, India, dan Cina.

Air Defence System merupakan perangkat senjata otomatis dalam paket kendaraan lapis baja tempur, untuk merontokan peluru kendali dan drone.

Baca Juga: PC 816 V1 Pindad Bandung, Pesaing HK416 Jerman dan M4 Amerika, Calon Senjata Baru TNI

Produksi dan spesifikasi Air Defence System Pindad

Informasi dari pihak Pindad, Jumat, 20 Januari 2023 menyebutkan, Air Defence System buatan Pindad itu sejauh ini baru diperkenalkan melalui Indodefence pada November 2022 lalu.

Menurut Manajer Humas PT Pindad, Komarudin, produksi Air Defence System buatan Pindad itu bekerjasama dengan Rheinmetall Air Defence System Jerman.

Gambaran umum, Air Defence System buatan Pindad itu pada juga pengoperasian bagian turret dan senjatanya menggunakan remote control.

Baca Juga: 18 Tank Harimau Pindad Bandung Versi Baru Perkuat TNI Tahun 2023, Ini Perbedaan Tampak

Jarak tembak senjatanya mencapai lebih dari 3.000 meter alias lebih dari 3 km, dan penggunaan peluru kendali mencapai 6.000 meter alias 6 km.

Senjata digunakan adalah kanon revolver Oerlikon caliber 30 mm KCE ABM, dengan rate of fire 1.200 butir peluru/menit untuk tembakan otomatis, serta 200 butir peluru/menit untuk single shots mode, kapasiras peluru 250 butir, dll.

Sedangkan pengoperasiannya, dengan kendaraan lapis baja Badak 6 x 6, berawak 3 orang, dengan kecepatan maksimal 80 km/jam pada jalan tanpa hambatan, dengan tenaga diesel 6 silinder 340 Horse Power.

Baca Juga: SPM-1 Pindad Bandung, Masuk 10 Senjata DMR Andalan Militer Dunia

Perangkat senjata “mengerikan”

Pengamatan DeskJabar, sepintas tampak senjata penembak drone yang dipasang Pindad pada kendaraan lapis baja Badak itu, bentuknya agak mirip dengan Air Defence System buatan Jerman.

Sebab, Air Defence System buatan Jerman itu juga menggunakan perangkat buatan Rheinmetall, dimana semburan tembakannya sangat cepat sehingga peluru kendali dan drone bakal rontok.

Pengamat militer dunia menyebut, senjata perontok peluru kendali dan drone Air Defence System buatan Jerman itu sebagai senjata “mengerikan”.

Nah, boleh jadi, Air Defence System buatan Pindad juga akan sama “mengerikan” bagi negara lain yang berniat menggunakan peluru kendali dan drone untuk menyerang Indonesia. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler