DESKJABAR – Fenomena hujan meteor diprediksi akan terjadi pada akhir Juli 2002. Apakah fenomena ini berbahaya bagi kita? Simak faktanya berikut ini
Bagi pengamat langit di Indonesia, fenomena hujan meteor pada akhir Juli 2022 akan menjadi hal yang menarik.
Kita akan menyaksikan sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit. Meteor akan nampak seperti bintang jatuh atau bintang yang berpindah letaknya.
Baca Juga: Tempat Wisata ke Kota Semarang Paling Hits , Heritage Sampai Tempat Wisata Angker
Meteor merupakan batuan atau debu antar planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer. Hujan meteor sendiri merupakan fenomena astronomi yang terjadi hampir setiap tahun.
Pada bulan ini akan terjadi dua hujan meteor di langit selatan sehingga cocok diamati dari Indonesia. Fenomena hujan meteor ini adalah Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti Utama bidang Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaludin pada Selasa, 18 Juli 2022.
Thomas berharap kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya bulan ini membuat pengamatan meteor menjadi lebih menarik.
“Disarankan memilih lokasi pengamatan yang tidak terganggu pohon atau bangunan serta minim gangguan cahaya lampu. Sebaiknya tidak menggunakan alat, agar mata mempunyai medan pandang yang lebih luas,” ujar Thomas.
Hujan meteor Alpha-Capricornids dapat diamati pada 30-31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur. Namun waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan. Diprediksi ada sekitar 5 meteor per jam yang tampak melintas di langit. Hujan meteor ini berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yag berpapasan dengan bumi.
Sementara itu, hujan meteor Delta-Aquariids dapat diamati pada 29-30 Juli 2022 mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Puncaknya sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan. Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Macholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini
Berbahayakah hujan meteor ini? Sama sekali tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet akan habis terbakar pada ketinggian di atas 80 kilometer.***