Bagaimana Hukumnya Melaksanakan Puasa Arafah ketika Negara Lain Sudah Hari Raya Idul Adha? Ini Penjelasan MUI

8 Juli 2022, 17:31 WIB
Bagaimana hukumnya melaksanakan puasa Arafah bagi muslim Indonesia ketika umat muslim di negara lain sudah Hari Raya Idul Adha 1443 H? /UTARA TIMES/Istimewa/

DESKJABAR- Kaum muslim Indonesia akan melaksanakan puasa Arafah Idul Adha 1443 H pada Sabtu 9 Juli 2022 besok hari.

Sementara itu, ketika muslim Indonesia melaksanakan puasa Arafah pada Sabtu 9 Juli 2022 besok hari, Arab Saudi sudah melaksanakan Hari Raya Idul Adha 1443 H.

Seperti diketahui, perbedaan waktu pelaksanaan puasa Arafah di Indonesia dengan Arab Saudi, di antaranya merupakan konsekuensi dari penetapan awal Hari Raya Idul Adha 1443 H.

Pemerintah RI menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha 10 Djulhijah 1443 H jatuh pada pada 10 Juli 2022.

Sementara Arab Saudi menetapkan bahwa Hari Raya Idul Adha 10 Djulhijah 1443 H jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022. Arab Saudi menetapkan wukuf di Arafah pada Jumat 8 Juli sehingga Idul Adha 1443 H jatuh pada Sabtu 9 Juli 2022.

Lantas, bagaimana hukumnya melaksanakan puasa Arafah bagi muslim Indonesia ketika umat muslim di negara lain sudah merayakan Hari Raya Idul Adha 1443 H?

Baca Juga: Besok SABTU 9 Juli 2022, MUHAMADIYAH Melaksanakan IDUL ADHA, Inilah Lokasi Sholat Ied di WILAYAH BANDUNG

Mengenai persoalan ini MUI (Majelis Ulama Indonesia) memberikan penjelasan.

Dikutip dari mui.or.id, pihak MUI menerangkan, perbedaan lebaran Idul Adha yang terjadi tahun ini adalah sesuatu yang biasa terjadi.

Perbedaan ini terjadi juga pada lebaran Idul Adha tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena ada perbedaan metode dalam menetapkan 1 Dzulhijah yakni Rukyah dan Hisab.

Selain metode, perbedaan kerap terjadi antara satu negara dan negara lain terutama jika standar 9 Dzulhijah berpedoman kepada terjadinya hari Wukuf di Padang Arafah.

 Baca Juga: 17 Link Twibbon Spesial Idul Adha 2022: GRATIS, ELEGAN dan KEREN Dipasang di Medsos

Terkait hal ini MUI mengimbau agar kaum Muslim Indonesia mengikuti pemerintah karena keputusan pemerintah menghilangkan perbedaan pendapat.

"Dalam hal lebaran dan qurban bila terjadi kesalahan penentuan waktu salat Idul Adha dan qurban tetap sah karena bagian dari ijtihad yang dibenarkan dalam agama," beber MUI.

MUI menjelaskan pendapat para ulama mengenai perbedaan penentuan waktu tersebut, terutama bagi umat di tempat yang berbeda.

Jumhur ulama Malikiyah, Hanafiah dan Hanabilah berpendapat, cukup satu tempat melihat bulan, maka umat di negara lain ikut walaupun tempatnya jauh.

 Baca Juga: BESOK SABTU dan MINGGU Sholat Idul Adha 2022, Ini Bacaan Niatnya

Artinya, ketika Arab Saudi sudah menetapkan bahwa 10 Dzulhijah 1443 H jatuh pada 10 Juli 2022, maka umat Muslim di negara lain harus ikut melaksanakan.

Namun pendapat ini berbeda dengan pendapat Syafi’iyah yang menyatakan setiap tempat yang lebih 24 farsakh atau sekitar 57 kilometer sudah tidak wajib ikut ketentuan penentuan di tempat itu.

"Pendapat Syafi’iyah inilah yang dianut saat ini di Indonesia," papar MUI. Wallohu alam.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: mui.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler