Kampung Dukuh Garut, Perkampungan yang Syarat akan Nilai Budaya dan Etika

5 Juli 2022, 11:35 WIB
Rumah adat yang ada di Kampung Dukuh, Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, Garut / Tangkapan layar YouTube Kimbul Channel/




DESKJABAR - Garut terkenal dengan objek wisata, kerajinan kulit, dan juga dodol sebagai makanan khasnya.

Selain itu di Garut juga terdapat sebuah perkampungan yang memiliki sisi nilai budaya, adat, dan etika, serta ajaran agama Islam yang masih dipegang erat oleh warganya.

Perkampungan tersebut bernama Kampung Dukuh yang terletak di Garut Selatan, Jawa Barat.

Baca Juga: Doni Salmanan UPDATE, Tiba di Kejati Jabar Tidak Diborgol, Turun dari Pajero Sport Kenakan Kemeja Batik Gelap

Kampung Dukuh terletak di Desa Ciroyom, Kecamatan Cikelet, memiliki kesederhanaan kehidupan tanpa listrik dan elektronik lainnya.

Dikutip dari kanal YouTube Kimbul Channel yang berjudul "Fakta Misteri Kampung Dukuh Garut- Sebuah Budaya Tak Ternilai" dirilis pada 11 Januari 2021, menyebutkan Kampung Dukuh hidup dengan kesederhanaan, baik dari segi bangunan, rumah adat, pakaian sampai bahasa sehari-hari.

Meskipun demikian, Warga Kampung Dukuh terbuka apabila ada wisatawan yang ingin berkunjung kesana, asalkan para wisatawan tersebut mematuhi aturan yang ada di kampung tersebut.

Baca Juga: Bolehkah Membagikan Daging Kurban dalam Bentuk Olahan, seperti Kornet, Abon, dan Dendeng?

Kampung Dukuh memiliki aturan ataupun larangan yang sudah lama diterapkan di sana, seperti perempuan dan laki-laki yang bukan mahramnya tidak boleh berdekatan, tidak boleh berbicara ketika makan, serta tidak boleh menelonjorkan kaki ke arah utara.

Selain itu jika ingin mengunjungi Kampung Dukuh diharuskan memakai pakaian polos, tidak bergambar ataupun bercorak ketika melakukan ziarah, juga tidak boleh menggunakan alat elektronik.

Di Kampung Dukuh terdapat 42 susun rumah yang segi bangunannya mematuhi aturan yang ada di kampung tersebut.

Baca Juga: Lebaran Haji 2022, Menag: Kerajaan Arab Saudi Lakukan Pengaturan dengan Baik

Aturan yang ada di Kampung Dukuh tersebut bertujuan untuk menghormati sebuah makam Ulama yang ada disana, yaitu Syekh Abdul Jalil, yang merupakan juru kunci juga sebagai pendiri dari Kampung Dukuh.

Selain itu juga terdapat makam lainnya, yaitu Hasan Husen, makam kuncen, makam karomah, serta makam warga Kampung Dukuh.

Di Kampung Dukuh pun ada sejumlah larangan yang harus dipatuhi, seperti perempuan yang sedang haid, dilarang untuk berziarah ke makam yang ada di kampung tersebut, selain itu dilarang menggunakan perhiasan, dan harus memakai pakaian yang tertutup.

Baca Juga: Mendiang Bob Tutupoly Tak Hanya Dikenal Sebagai Penyanyi. Bob Pernah Bermain Film, Ini di Antaranya

Simbol kesederhanaan yang melekat di warga Kampung Dukuh terlihat dari tidak adanya peralatan elektronik satu pun disana, bahkan untuk penerangan pun warga menggunakan lampu cempor atau lampu minyak.

Keunikan lainnya yang ada di Kampung Dukuh adalah ketika akan melaksanakan ibadah sholat wajib, yang ditandai dengan pukulan bedug sebanyak 3 pukulan.

Pukulan bedug pertama merupakan tanda agar warga siap-siap untuk pergi ke masjid, pukulan yang kedua warga harus sudah ada di masjid, dan pukulan terakhir sholat berjamaah akan siap dilaksanakan.

Bangunan masjid yang ada di Kampung Dukuh terbuat dari bambu dengan alas dari ijuk, alang-alang, juga tepus. Selain itu juga terdapat Bale Adat yang digunakan sebagai kediaman kuncen juga tempat mengaji untuk anak-anak.

Itulah tadi berbagai keunikan, aturan, serta larangan yang ada di Kampung Dukuh. Jika anda ingin mengunjungi Kampung Dukuh, jangan lupa untuk selalu mentaati aturan yang ada, agar kelestariannya tetap terjaga.***

Editor: Ferry Indra Permana

Tags

Terkini

Terpopuler