Inilah Doa Rasa Syukur, Terkirim dari Lisan Orang Tua sehingga Terbangun Sekolah Berbasis Sedekah

2 Juni 2022, 12:47 WIB
Tangkapan layar doa rasa syukur dari para santri. /Telegram/Magnet Rezeki/ /

DESKJABAR – Doa rasa syukur senantiasa diucapkan dalam segala hal. Misalnya, ketika sedang menerima kebahagiaan, hadiah, rezeki, gaji.

Apalagi doa rasa syukur sebaiknya dipanjatkan kepada Allah SWT ketika seorang karyawan atau PNS (pegawai negeri sipil), menerima gaji setiap bulan. Bahkan merekaa pun segera menerima gaji ke 13.

Sangat wajar sekali juga ketika memanjatkan doa rasa syukur ketika diterima sebagai peserta PPDB (penerimaan peserta didik baru).

Doa senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT agar supaya dikabulkan hajat atau permintaan.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Ghana Toulon Cup 2022, Momentum Raih Kemenangan Perdana?

Doa setelah sholat fardhu dan latinnya senantiasa dipanjatkan pula sambil menengadahkan tangan.

Ada juga yang dipanjatkan sebagai doa meluluhkan hati seseorang yang kita cintai, doa buka puasa rajab,
doa gerhana bulan, dll.

Ustadz Nasrullah mengatakan, suatu ketika beberapa kali ia minta izin kyai untuk membangun pesantren atau rumah tahfidz, dan setiap itu juga selalu beliau tidak izinkan.

Salah satu yang beliau khawatirkan, adalah ustadz Nas membisniskan pendidikan.

Baca Juga: OST KKN Di Desa Penari, Kinanthi DHAT, Lirik Bikin Merinding, Ini Bedah Syair dan Artinya, Dalem Banget

Ada satu hadits yang selalu beliau ulang-ulang untuk ustadz Nas: "Akhosunnas manzilatan 'indAllah, man ja'ala diinahu sabaaban liqodho-i hawaaijih", artinya "seburuk-buruk manusia di sisi Allah, adalah mereka yang menjadikan agamanya sebagai sebab memenuhi hajat hidupnya".

Seperti dilansir DeskJabar.com dari channel Telegram Nasrullah - Magnet Rezeki, yang berjudul "KONSEP PENDIDIKAN, BERBASIS SEDEKAH", yang tayang pada 18 Desember 2021, ancaman hadits itu terngiang-ngiang.

"Ancaman hadits itu terngiang-ngiang, dan benar saja, saya memang jadi takut untuk membuat lembaga pendidikan Islam," kata ustadz Nas.

Sampai suatu ketika, ada 3 keponakan yang mencari sekolah. Sebagai orang yang tidak memiliki anak lelaki, mata ustadz Nas berbinar.

Baca Juga: Ini Alasan Pegawai Honorer Dihapuskan Tahun 2023, Honorer dapat Diangkat Jadi PNS dengan Syarat Berikut Ini

Langsung saja ustadz Nas katakan, "Biar sekolah sama saya, sudah ada pesantrennya".

Dan mulailah merintis pesantren khoirur rooziqiin dengan alasan kondisi darurat 3 keponakan yang perlu sekolah itu.

Tapi nasihat kyai, selalu terkenang. Tidak boleh mengambil manfaat ekonomi dari pendidikan.

Maka, basis pesantren itu sedekah seikhlasnya. Tanpa uang pangkal, tanpa SPP, tanpa pungutan apapun, dan tanpa bantuan dari pemerintah (BOS).

Awalnya, khawatir juga, lanjut ustadz nas, dari mana uangnya. Bukan hanya itu, nanti kalau ustadz meninggal, bagaimana jalannya pesantren ini?

Tapi ia tepis semua keraguan itu, "Fokus saja perbaiki niat, In Syaa Allah akan dibantu sama Allah", begitu ustadz Nas membujuk hatinya.

Baca Juga: KODE REDEEM FF 2 Juni 2022, Ada Senjata MP40 Crazy Bunny dan MP40 New Year di Free Fire, Pilih Mana ?

Ada lagi pengalaman pesantren lain. Yang kalau biayanya terlalu murah, orangtua juga jadi cemas, "nanti anaknya makannya apa, kualitas pendidikannya gimana?"

Jadi, orangtua yang merasa mampu bayar, malah urung menyekolahkan anak ke konsep pendidikan ala kadarnya seperti itu. Mereka lebih memilih ke sekolah yang dikelola secara profesional.

Di sinilah tantangan ustadz Nas. Di satu sisi, tidak boleh berjual beli dalam pendidikan, di sisi lain, ada tantangan profesionalitas, yang memerlukan biaya tidak sedikit.

Ustadz Nas juga meyakini, santri-santri yang heterogen secara tingkat ekonomi, akan berdampak lebih bagus dibandingkan dengan yang homogen.

Misalnya, anak yatim, dhuafa, menengah, orang kaya, dikumpulkan menjadi satu, agar saling berinteraksi.

Baca Juga: Jadwal Pencairan Gaji ke-13 ASN/PNS, TNI, Polri dan Pensiunan, Ini Daftar Lengkap Jumlah Besarannya

Lalu ustadz Nas pancangkan niat, sekolah ini memang berbasis sedekah seikhlasnya, namun harus mampu menarik minat orang berada (menengah ke atas) untuk menitipkan anaknya.

Hal itu harus diwujudkan dengan kualitas pendidikan yang bagus dan juga gedung yang memadai. Ditambah dengan kurikulum khusus Magnet Rezeki yang sudah teruji melahirkan keajaiban bagi banyak orang.

"Dan, kini pesantren Khoirur Rooziqiin sudah berjalan tahun 5, kelima. Alhamdulillah," kata ustadz Nas.

Selama masa ini, ustadz Nas merasakan semua pihak terlibat tanpa ada paksaan.

Orangtua menitipkan anaknya dengan tanpa beban, tanpa ada tagihan, dan tanpa ada ketakutan ijazah anaknya ditahan.

Baca Juga: 9 Adegan dalam Film KKN di Desa Penari yang Tidak Ada di Cerita Asli SimpleMan

Sedekah seikhlasnya dirasakan sebagai bentuk partisipasi.

"Kelegaan hati orangtua ini kami rasakan manfaatnya, karena mereka tidak memberi tuntutan atau komplain layaknya konsumen kepada produsen", lanjutnya.

Tapi yang terkirim dari lisan orang tua adalah doa dan rasa syukur.

Guru pun demikian. Mereka melakukan tugasnya didasari dari partisipasi memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan, bukan transaksional antara insan pendidik dengan manajemen.

Anak-anak santri juga demikian. Mereka belajar sungguh-sungguh sebagai bentuk tanggung jawab mereka ke masyarakat yang telah mensupport mereka.

Masyarakat pun berpartisipasi. Ada yang mengangkat santri sebagai anak asuh. Ada yang rutin mengirimkan makanan.

Baca Juga: KLAIM Kode Redeem FF 2 Juni 2022, Permanen, Terbaru 1 Menit yang Lalu, GRATIS M1887 SG Ungu, Elite Dll, GARENA

Ada yang mewakafkan tanah dan bangunan. Ada yang membelikan mesin cuci, baju, sarung, dan banyak lagi.

Dengan semangat gotong royong dan partisipasi yang mengharapkan ridho Allah ini, terasa sekali semua berlomba-lomba dalam kebaikan, berlomba dalam prestasi, berlomba mendoakan satu sama lain. Alhamdulillah.

"Doakan kami, saat ini sedang merintis sekolah dengan konsep yang sama di beberapa daerah di Indonesia, semoga Allah meridhoi. Aamiin," harap ustadz Nas.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Telegram channel Nasrullah

Tags

Terkini

Terpopuler