Mandi JUNUB atau ADUS Sesuai Sunnah: GAMPANG, Begini Panduan Bacaan Niat dan Tata Cara 

11 April 2022, 06:27 WIB
Ilustrasi panduan mandi junub, mandi besar atau adus sesuai sunnah. Ustadz KhalidBasalam menjelaskan tata caranya. /Pixabay/PublicDomainPicture/

DESKJABAR - Berhubungan suami istri bagi pasangan yang sudah menikah bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, tetapi juga menjadi pahala.

Bagi pasangan yang sudah menikah, berhubungan suami istri di malam bulan puasa Ramadhan tidak dilarang. Islam mengatur beragam cara hidup umat muslim

Namun jangan lupa, setelah berhubungan suami istri agar melakukan mandi junub. Mandi junub, mandi besar atau adus, adalah satu hal penting dalam kehidupan seorang muslim.

Bersuci menjadi syarat yang harus dipenuhi ketika hendak menjalankan kegiatan ibadah termasuk puasa Ramadhan. Jika seorang muslim tidak melakukan mandi junub maka dirinya haram hukumnya melakukan beberapa ibadah.

Baca Juga: TAHAJUD di Bulan RAMADHAN: Jangan LAKUKAN INI Jika Sudah Dilakukan Saat TARAWIH, Kata Ustadz Khalid Basalamah

Salah satu bentuk bersuci atau thaharah yang dilakukan oleh umat muslim adalah mandi junub. Tujuannya untuk menghilangkan hadas besar setelah bersetubuh atau keluar mani baik disengaja (masturbasi) atau mimpi, atau dengan cara hubungan suami istri.

Berikut niat mandi junub atau mandi wajib: "Bismillahirahmanirahim; Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari minal janabati fardlon lillahi ta'ala".

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar dari jinabah, fardlu karena Allah Ta'ala."

Lalu bagaimana tata cara mandi junub yang dicontohkan oleh Rosulullah SAW? Ustadz Khalid Basalamah dalam videonya di kanal Youtube Atsar Muslim yang berjudul: 'Panduan: Tata Cara Mandi Junub Sesuai Sunnah' yang diunggah 16 November 2018, menjelaskan sebagai berikut:

Pertama mencuci telapak tangan 3 kali. Kedua, mencuci kemaluan dari depan dan belakang secara baik dengan menggunakan tangan kiri. Kenapa tangan kiri, karena Nabi SAW tidak menggunakan tangan kanan dalam membersihkan diri.

"Dijelaskan dalam hadis Bukhori Aisyah berkata; Nabi SAW tidak menggunakan tangan kanan kecuali pada hajat-hajat yang baik dan tangan kiri beliau ddigunakan untuk membersihkan kemaluannya", ujar Ustadz Khalid Basalamah.

Baca Juga: Tanggal 11 April, Rencana Komisi VIII DPR RI Umumkan Berapa Biaya Haji 2022, Berapa Kuota Jemaah Indonesia?

Ketiga, berwudhu sebagaimana wudhu untuk sholat dengan catatan tetap menjaga wudhu dari perkara yang membatalkannya dan tidak menyentuh kemaluannnya dengan tangan manapun.

"Artinya mencuci telapak tangan membersihkan kemaluan sampai bersih, mau pakai sabun lebih bagus, sampai benar-benar bersih lalu kita wudhu", kata Ustadz Khalid Basalamah.

Setelah wudhu seperti wudhu sholat, dilanjutkan (keempat) menyela-nyela rambut dengan jari-jari sebanyak 2 kali. Jelasnya, ambil air di jari-jari kemudian disentuhkan di bagian kulit kepala sebanyak 3 kali.

Seterusnya yang kelima, kata Ustadz Khalid Basalamah, mengguyurkan 3 cidukan air sepenuh dua telapak tangan atau satu timba bisa juga shower, ke atas kepala hingga kulit kepala basah dengan sempurna.

"Dalam sebuah riwayat dikatakan, Nabi SAW mengguyur setelah memegang bagian sisi kanan kepala sehingga terasa di kulit kepala airnya menggyur sebelah kanan bagian tubuh 3 kali. Baru kemudian mengguyur sisi kiri dan seluruh tubuh", ujar Ustadz Khalid Basalamah.

Langkah keenam membasuh tubuh sebelah kanan dimulai dengan bagian tubuh paling atas kepala lalu paling bawah. Atau dibiarkan air mengucur sampai ke bawah, disertai catatan untuk tidak menyentuh kemaluan untuk menjaga wudhu agar tidak batal.

Baca Juga: Apakah Puasa Batal Jika Mencicipi Makanan Saat Memasak? Begini Ustadz Abdul Somad Menjelaskan

Namun setelah mengambil wudhu lalu mandi pakai sabun dan tangan menyentuh kemaluan, jelas Ustadz Khalid Basalamah maka batal wudhu yang awal dan jika mau sholat harus wudhu lagi.
]
Yang ketujuh membasuh tubuh sbelah kiri dimulai dengan bagian tubuh paling atas kemudian paling bawah. Lalu kedelan membasuh tubuh dengan air secara baik. Artinya semua kena air, sela-sela tubuh terguyur basah.

"Kesembilan atau terakhir agar memperhatikan untuk mencuci ketiak, pusar dan belakang lutut. Ini tempat-tempat yang kadang tidak terkena air sehingga jika tidak diperhatikan tidak tersentuh air mengakibatkan mandi junubnya tidak sempurna", ujar Ustadz Khalid Basalamah.

Menurut Ustadz Khalid Basalamah, perlu dipahami bahwa mandi junub itu ringan sekali bukan mandi yang berat seperti yang sering dubayangkan. Ada kasus orang pada saat pasangannya ingin mengulangi biologis ia gak mau dengan alasan malas mandi.

"Jadi jangan selalu dibayangkan kalau biologis lagi harus keramas lagi dengan shampo segala macam. Tadi sudah pake shampo pake sabun sekarang mandi yang kedua itu adalah mandi membasahi syaratnya saja supaya junub itu bersih bisa sholat", ungkap Ustadz Khalid Basalamah.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: YouTube Atsar Muslim

Tags

Terkini

Terpopuler