DETIK AKHIR KASUS SUBANG: Pelaku Sudah Diketahui, Geraknya Terus Dipantau, Janji Kapolda Segera Terbukti

23 Februari 2022, 07:37 WIB
Amalia Mustika Ratu alias Amel (kiri) dan Tuti Suhartini (kanan) korban kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat yang terjadi pada 18 Agustus 2021. Pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang terus dipantau, geraknya makin sempit. Target Kapolda Jabar awal 2022 kasus Subang akan terungkap bisa terbukti. /Dok. Kolase Istimewa/

DESKJABAR - Para pelaku kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat sudah diketahui, gerak langkahnya terus dipantau, hidupnya dipastikan kini tidak tenang lagi.

Pasalnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suntana menegaskan, semua pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang  akan segera ditangkap.

"Direktur Reskrim Polda Jabar sudah melaporkan perkembangan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dan sudah ada titik terangnya," kata Suntana pada kegiatan bakti sosial di Kampung Adat Kasepuhan Ciptagelar, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi Jumat 18 Februari 2022.

Pernyataan itu tidak  main-main,  ada korelasi dengan pernyataan Kapolda sebelumnya di akhir tahun 2021 lalu yang menjanjikan bahwa kasus pembunuh ibu dan anak di Subang akan berakhir di awal 2022 ini.

Baca Juga: PERSIB TERKINI, Dibuka Gol Cepat David da Silva, Kemenangan Persib dari PSM Sesuai Skenario Robert Alberts

Tiga bulan pertama atau hingga Maret, itu boleh dibilang masih termasuk awal tahun 2022.

Kapolda menjelaskan, untuk mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini pihaknya telah  menggandeng sejumlah ahli dan perkembangannya saat ini sudah ke arah positif.

Kapolda sangat optimistis, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini bisa terselesaikan, kasusnya akan segera bisa dipecahkan pihak kepolisian, pelaku dan motif di balik pembunuhan tersebut bisa terungkap.

"Kami terus berupaya agar kasus pembunuhan ini segera terungkap untuk mengungkap siapa pelaku utamanya dan apa motifnya melakukan pembunuhan terhadap ibu dan anak tersebut," kata Kapolda Jabar Suntana.

Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang dengan korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu hingga kini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Sejatinya, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat telah memeriksa seratus orang lebih saksi terkait kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Namun pihak kepolisian belum juga bisa menemukan kesaksian yang bisa mengarah ke pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel itu.

Kapolda Jabar mengimbau masyarakat dan pihak-pihak lain, untuk bersabar dan jangan mudah percaya terhadap informasi-informasi di media sosial tentang kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang belum tentu kebenarannya.

Baca Juga: PUASA 2022, Tinggal Beberapa Hari Lagi, Bila Dihitung Ramadhan 1443 H Kurang 38 Hari Lagi

Opini liar publik

Namun, lamanya kasus pembunuh ibu dan anak di Subang terungkap, imbauan Kapolda Jabar itu tak mampu membendung publik untuk tidak mengemukakan pendapatnya.

Fredy Sudaryanto misalnya, seorang youtuber yang sejak awal kasus Subang muncul selalu konsisten mengawal dan memberi masukan soal ini mengatakan, tidak menutup kemungkinan jika pelaku bersembunyi di plafon rumah korban sebelum melakukan aksi pembunuhan terhadap Tuti dan Amel.

Dugaan  itu dilontarkan Fredy Sudaryanto pada kanal  YouTube Fredy Sudaryanto Sport, berjudul “P3laku Sudah ada di Atas Plapon ?”, diunggah Kamis, 17 Februari 2022.

Menurut Fredy Sudaryanto, dugaannya tersebut memang terkesan konyol. Namun segala kemungkinan dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang bisa saja terjadi.

“Terlebih seseorang yang hendak melakukan suatu tindakan kriminal pasti akan melakukannya dengan  berbagai cara demi melancarkan semua rencananya”, kata Fredy Sudaryanto.

Fredy Sudaryanto juga menyebutkan, tidak menutup kemungkinan di plafon atau di dinding rumah dimana Tuti dan Amel dihabisi ada jejak pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang.

Pelaku bisa keluar masuk plafon rumah TKP, menurut Fredy Sudaryanto itu karena ada orang lain yang memberikan isyarat kepada pelaku yang sedang bersembunyi di plafon rumah korban.

“Mungkin saja ada orang lain yang melakukan kode dari luar, kepada pelaku pembunuh untuk melakukan aksi lalu turun dari plafon lalu keluar lagi dari rumah itu,” duga Fredy Sudaryanto.

Bahkan dikatakan oleh Fredy Sudaryanto, pelaku yang melakukan aksi pembunuhan dengan bersembunyi di plafon rumah Tuti dan Amel, sebenarnya pelaku sedang melakukan framing untuk mengelabui pihak kepolisian agar menyulitkan penyelidikan.

Walau begitu, Fredy Sudaryanto mengatakan bahwa semua hal di rumah TKP pembunuh ibu dan anak di Subang hanya diketahui oleh pihak kepolisian yang menangani kasus ini.

Baca Juga: Obati Penyakit dengan Ini, Termasuk Virus Omicron, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Saksi makin berani bicara

Sementara itu, Anjas Asmara akademisi yang bermukim di Bangkok Thailand, dalam kanal You Tube Anjas di Thailand dengan judul “SAKS1 NGAKU KENALI PELAKU KASUS SUBANG TAPI TAK DIPERCAYA ??” yang tayang pada Senin, 21 Februari 2021, menyoroti soal penambahan saksi baru di kasus Subang tersebut.

Menurut Anjas, saksi memang sangat penting  mengingat saksi termasuk salah satu dari 5 alat bukti.

“Yang unik adalah keterangan Kadiv Humas Polda Jabar terbaru soal saksi yang semula jumlahnya 69 saksi sekarang total sudah lebih dari 100,” ujarnya.

Anjas dalam analisanya menduga ada dua macam saksi yang telah diperiksa penyidik Polda Jabar. Pertama ada saksi yang bisa memberikan keterangan valid soal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, namun takut memberikan keterangan karena banyak pemberitaan di media massa.

Kedua, adalah pernyataan Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal. Dalam wawancara di Youtube Subang Hijau yang tayang pada 16 Desember 2021, dikatakan bahwa adik kandung Yosef, Mulyana dan Indra Zaenal memberikan uang makan kepada saksi yang dipanggil tim penyidik kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Anjas menduga dari lebih dari 30 saksi baru yang dipanggil tim penyidik adalah merupakan bagian dari saksi-saksi hasil pengembangan di awal-awal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Menurut Anjas, saksi ini dinilai sebenarnya valid karena tidak punya kepentingan dan tidak kenal dekat dengan korban kasus pembunuh ibu dan anak di Subang. Namun kemungkinan karena ada ketakutan untuk melaporkan kepada pihak kepolisian, akhirnya diam.

Di antara saksi kategori ini, menurut Anjas, adalah penjual nasi goreng yang sempat jadi pembahasan. Penjual nasi goreng ini terkait dengan foto nasi goreng yang ditunjukkan tim penyidik kepada saksi Yosef.

Baca Juga: Gejala Baru Omicron Pasien COVID-19, Ternyata Menyerang Usus, Bagaimana Mengatasinya?

“Saksi tukang nasi goreng inilah yang diduga awalnya ketakutan karena takut identitas dirinya dan keluarganya diketahui,” tuturnya.

“Tapi sekarang sudah mau memberikan keterangan karena ada jaminan dari tim penyidik bahwa identitas dirinya dan keluaranya akan tetap dijaga kerahasiaanya,” lanjut Anjas.

Saksi lain yang tak mau memberikan keterangan karena merasa ketakutan identitasnya terbuka dan khawatir jadi boomerang bagi dia dan keluarganya, adalah saksi yang mengirim beberapa informasi kepada Anjas melalui Instagram.

“Ada seseorang yang berikan titik koordinat saat pagi hari di tanggal 18 Agustus 2021. Kenapa orang tersebut tidak mau berikan keterangan ke tim penyidik. Apakah karena ketakutan atau ada faktor-faktor lainnya,” ujar Anjas.

Dugaan kedua saksi baru yang dipanggil adalah saksi terkait pernyataan Kepala Desa Jalancagak, Indra Zainal, dalam kanal YouTube Subang Hijau yang tayang pada 17 Desember 2021.

Kades Jalan Cagak Subang, Indra Zainal menyebutkan alasan pemberian uang yang dilakukan Mulyana dan dirinya kepada para saksi, sebagai bentuk perhatian kepada para saksi sebagai warga jalan Cagak Subang yang bersedia memberikan kesaksian.

Baca Juga: Dahsyatnya Doa Ini, Hanya Dibaca 10x Doa Kita Akan Terkabul, Inilah Penjelasan Syekh Ali Jaber

“Inilah salah satu upaya kami untuk membantu pihak penyidik adalah mengantar para saksi, tidak saja kepada Yoris dan Danu. Semua saksi diantar oleh mobil desa, karena mereka warga saya,” ujar Kades Indra Zainal kala itu.

Menurut Anjas, bisa saja kemudian saksi tersebut karena telah diberi uang dan diantar menggunakan mobil desa saat diperiksa, akhirnya menjadi sungkan tidak memberikan keterangan yang sedalam-dalamnya.

Namun, Anjas menilai secara pribadi apa yang dilakukan Kades Jalancagak Indra Zainal tidak ada indikasi penyuapan.

Sebab, menurutnya, karena isu ini dimunculkan sendiri oleh Kepala Desa Indra Zainal. “Kalau memang untuk menyuap, buat apa dia harus menyampaikannya ke YouTuber,” ujar Anjas.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara YouTube Fredy Sudaryanto Sport YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler