Penyebaran Omicron di Indonesia Didominasi Tranmisi Lokal, Jubir Kemenkes Sarankan Hal Ini

22 Februari 2022, 21:12 WIB
Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi menjelaskan tentang penyebaran Omicron di Indonesia /ANTARA/Tangkapan layar Youtube Kemenkes/pri/

DESKJABAR- Kasus penyebaran Omicron di Indonesia ternyata didominasi oleh transmisi lokal yang terjadi di masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan jumlah kasus Omicron di Indonesia berjumlah 5.227 dan didominasi transmisi lokal.

Kementerian Kesehatan melakukan deteksi acak untuk mengetahui jumlah kasus Omicron di Indonesia.

Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmizi dalam keterangan pers yang tayang pada YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Selasa 22 Februari 2022 sore menyebutkan kasus Omicron di Indonesia didominasi transmisi lokal.

Baca Juga: Dahsyatnya Satu Surat Dalam Al Qur'an, Bisa Jadi Obat Penyembuh, Melindungi dari Bahaya, Hingga Ruqyah Mandiri

"Kalau total kasus Omicron yang sudah kita deteksi ada 5.227 kasus, di mana 1.879 adalah kasus yang dibawa pelaku perjalanan luar negeri dan 3.200-an lainnya adalah transmisi lokal yang terjadi di masyarakat," kata Siti Nadia Tarmizi dilansir DeskJabar.com dari Antara Selasa 22 Februari 2022.

Kata Siti Nadia tidak semua kasus positif Covid-19 di Indonesia dilakukan pemeriksaan kasus Omicron melalui metode whole genom sekuensing (WGS).

Namun temuan varian Omicron oleh pemerintah dilakukan secara sampel acak yang diambil dari kasus positif.

Kemudian dari sampel acak tadi ditentukan berapa banyak atau jenis apa saja varian yang beredar.

Sampai saat ini, 90 persen dari sampel acak yang dikirimkan untuk dilakukan pemeriksaan WGS kata Siti Nadia merupakan varian Omicron.

Siti Nadia meminta masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan dan segera mengikuti layanan vaksinasi Covid-19 sesuai kelompok sasaran.

Kata Siti Nadia,, percepatan vaksinasi baik primer atau pun booster harus dilakukan. Karena pasien Covid-19 yang meninggal sebagian besar yang belum divaksin.

Baca Juga: Inilah Dosa Besar Mertua Pada Menantu yang Jarang Diketahui Buya Yahya Menjelaskan

Salain itu, pasien Covid -19 yang meninggal dunia juga dari kalangan lansia dan orang dengan penyakit penyerta.

Siti Nadia mendorong daerah yang cakupan vaksinasinya belum sesuai target kekebalan kelompok yakni minimal 70 persen dari populasi, untuk terus menggencarkan program vaksinasi.

Siti Nadia mengajak masyarakat yang belum divaksin atau juga yang belum melengkapi dosis primer atau booster agar segera melakukan vaksinasi.

“Mengingat faktor risikonya yang tinggi, kami mengimbau kepada masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi," kata Siti Nadia.

Siti Nadia meminta agar masyarakat tidak menunda dan jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan sekarang ini.

Sementara itu Menurut dr Dirga Sakti Rambe, seorang dokter spesialis penyakit dalam menjelaskan sebenarnya sampai saat ini tidak ada satupun gejala yang khas dari varian Omicron.

Baca Juga: Awas Gejala Omicron, Ustadz Adi Hidayat, Cukup Lakukan Doa ini

Namun orang dengan Omicron mayoritas mengeluhkan gejala lemas dan nyeri tenggorokan.

"Tidak semuanya menunjukkan gejala klasik Covid-19 seperti demam, batuk, dan sesak," kata dr Dirga Sakti.

Dijelaskan dr Dirga Sakti, mutasi virus akan melahirkan berbagai macam varian tapi tidak semua varian bahaya.

Namun ada beberapa varian yang mendapatkan perhatian khusus seperti Alfa, Delta, dan sekarang Omicron.

Sangat mungkin setelah Omicron akan muncul virus varian baru lagi. Karena secara alamiah virus akan terus bermutasi.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler