MISTERI GUNUNG LAWU: Jam 11 Malam Tersesat di Pasar Setan, Jangan Naik Gunung Lewat Jam 6 Malam

20 Januari 2022, 22:08 WIB
Mengintip misteri serta fakta-fakta Gunung Lawu. /pixabay/

DESKJABAR – Gunung Lawu merupakan gunung yang termasuk gunung berapi, namun saat ini statusnya tidak aktif dan aman untuk didaki. Terakhir kali meletus tercatat pada 28 November 1885.

Gunung Lawu berada di Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Magetan juga Kabupaten Ngawi. Dengan demikian, Gunung Lawu ini berada di kawasan antara dua Provinsi, yakni Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Gunung Lawu juga memiliki misteri, salah satunya dialami oleh pendaki yang pernah tersesat jam 11 malam di Pasar Setan.

Baca Juga: DI SAAT ARTERIA DAHLAN Usik Warga Sunda, Ridwan Kamil Beri Kabar Baik dari Berlin, Bangga Jadi Orang Sunda

Gunung Lawu yang memiliki ketinggian di atas 3.000 meter dari permukaan laut ini tidak perlu diragukan lagi akan keindahannya. Sejuta pesona keindahan ditawarkan Gunung Lawu dan menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Gunung Lawu dikelilingi oleh hutan lebat dengan usia pohon yang sudah sangat tua. Jika pada pagi hari kita akan dibuat segar saat embun menyentuh wajah kita. Udara di sekitar Gunung Lawu pun sudah pasti jauh dari polusi udara kota.

Namun, dibalik keindahannya tersebut, tersimpan sebuah misteri yang cukup membuat bulu kuduk merinding. Menurut warga sekitar dan juga cerita dari para pendaki, di Gunung Lawu terdapat pasar setan.

Pasar setan yang dimaksud berlokasi di bagian lereng Gunung Lawu yang terdapat semacam ladang ilalang yang cukup luas.  Letaknya berada di pos 5.

Bagi yang berkesempatan mengunjungi Gunung Lawu bisa mencoba singgah di Pasar Setan Lawu melalui jalur Candi Cetho. Jaraknya kurang lebih 70 menit perjalanan dari pos 4.

Baca Juga: KASUS SUBANG Jalan di Tempat, Pakar Kriminologi Pesimis Kasus Ini Akan Terungkap, Simak Penjelasannya 

Menurut masyarakat dan pendaki saat melewati kawasan tersebut sering sekali terdengar aktifitas seperti orang-orang sedang melakukan transaksi jual beli, padahal secara kasat mata hal tersebut tidak dapat terlihat.

Penasaran mau ke sana? Sebelumnya simak dulu cerita dari seorang pendaki bernama Echi.

Dilansir DeskJabar.com dari channel YouTube miliknya Phinemo.com yang tayang pada 30 Desember 2021 tentang kisah pendakian bersama tujuh orang temannya di Gunung Lawu.

Entah dari mana asalnya dan siapa yang membuatnya seperti ini. Saat sampai di lokasi Pasar Setan, akan melihat seperti layaknya pedagang yang menjajakan dagangannya.

Namun, yang terlihat di sana bukanlah makanan atau barang-barang yang biasa dijajakan di pasar-pasar tradisional, melainkan melihat batuan yang tersusun rapi seperti barang yang sedang dijajakan untuk dijual.

“Jadi, kenapa disebut pasar setan karena di situ kayak lapangan luas banget. Di situ banyak tumpukan-tumpukan sebuah batu yang tersebar luas dan anehnya batu itu tertata rapi," kata Echi.

Baca Juga: Lima Pemain Arema FC Positif Covid-19 di Liga 1, Tim Persib Bandung Intruksikan Ini

Ada sebuah keyakinan yang tersebar di masyarakat dan juga pendaki, mitos yang tersebar melalui mulut ke mulut ini mengatakan bahwa pendaki tidak boleh berangkat lebih dari jam 6 malam.

Konon, jika berangkat pada waktu tersebut dan saat sampai di lokasi yang dianggap sebagai Pasar Setan dalam keadaan lelah dikhawatirkan tidak fokus dan bisatersesat di sana.

Hal tersebut pun pernah dialami oleh rombongan pendaki Echi dan tujuh temannya dimana mereka tersesat di sana.

“Orang sana bilang jangan naik gunung lewat jam 6 malam takutnya kesasar di pasar setan. Nah, kalo pasar setan ini ya, jalannya itu nggak jelas banget. Pas sampai disana, beneran kita kesasar," ucap Echi.

“Sampai di pasar setan, itu jam 11 malam. Di situ, kita bertujuh benar-benar gak tau kemana arah puncaknya dan kemana arah yang lain. Pokoknya gak tau,” lanjutnya.

Yang kita tau tuh banyak batu-batuan yang tertata rapi kayak orang jualan gitu. Dan dalam hati, aku tuh udah batin banget loh, ih, ini beneran pasar setan. Pasti nih. Pasti pasar setan," ujar Echi menjelaskan.

Baca Juga: Arteria Dahlan Minta Maaf, Panglima Santri Jawa Barat Lakukan Ini.

"Menurut info yang aku baca ke arah kanan Ngawi sedangkan ke arah kiri Puncak. Tapi badan kita nge-blank banget, kita diam di situ. Itu kita juga denger suara pendaki lagi ramai-ramai, orang lagi masak gitu," sambungnya.

"Akhirnya, kita seneng banget loh. Ketemu orang beneran. Ini beneran puncak. Dan ketemu bapak-bapak yang lagi bakar-bakar. Karena bapak-bapak itulah kita sampai puncak,” pungkasnya.”

Mengenai hal ini, Ustadz Maulana mengemukakan bahwa bangsa jin juga memiliki dunia dan kegiatannya sendiri.

“Sebenarnya dalam Islam bagaimana bentuk kehidupan bangsa jin? Dan adakah pasar jin? Kalau ada seperti apa bentuknya?” Sebuah pertanyaan kepada ustadz Maulana.

“Yang jelas mereka jin itu punya kehidupan dan dunia sendiri atau alam sendiri,” jawab ustadz Maulana

Baca Juga: Di Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Ada Jin Memberitahu Ada Orang akan Tertabrak Kereta Api

“Mereka punya kehidupan karena mereka makhluk hidup juga, mereka juga berkeluarga, mereka juga bermasyarakat, mereka juga punya kebutuhan, mereka juga sama makan, cuma caranya berbeda dengan kita,” Jelas Ustadz Maulana.

Menurut ustadz Maulana, jika berbicara soal pasarnya, bisa jadi mereka pun ada jual beli dan ada prosesnya.

Kita sebagai manusia tidak diberi pengetahuan tentang itu, bagaimana mereka menghasilkan makanan, apakah mereka melakukan jual beli seperti manusia atau dengan cara yang berbeda. Wallahu ‘alam. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler