Selama Tahun 2020, Sebanyak 946 Kali Gempa Bumi Guncang Aceh

20 Januari 2021, 17:21 WIB
Ilustrasi gempa bumi. /


DESKJABAR
- Sepanjang tahun 2020, tercatat sebanyak 946 kali aktivitas gempa bumi di Aceh dengan berbagai magnitudo dan kedalaman.

Dan, tercatat 36 kali aktivitas gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat.

“Paling banyak aktivitas gempa bumi itu ada dua, di klaster Kota Sabang, kemudian terbesar kedua baru di klaster Simeulue,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar Djati Cipto Kuncoro, saat dihubungi dari Banda Aceh, Rabu, 20 Januari 2020.

Baca Juga: Petani Sumringah, Harga Lada Putih Naik Menjadi Rp57.500 per Kilogram

Dia menjelaskan, selama Januari terpantau 48 kali aktivitas gempa bumi, yang empat di antaranya dirasakan warga.

Kemudian pada Februari 20 kali, Maret 41 kali dan sekali dirasakan, April 72 dan tiga kali dirasakan, selanjutnya pada Mei 35 kali dan hanya sekali yang dirasakan.

Lanjut Djati, pada Juni tercatat 79 kali gempa bumi, diantaranya 10 kali dirasakan, Juli 70 kali dan empat kali dirasakan, Agustus 62 kali dan dua kali dirasakan, pada September 213 kali namun hanya sekali dirasakan, Oktober 148 kali dan empat dirasakan, November 78 kali yakni dua kali dirasakan serta pada Desember 80 kali dan yang dirasakan hanya empat kali.

Baca Juga: Komjen Listyo Sigit Prabowo : Bila Jadi Kapolri, Kami akan Rekrut Polisi dari Sekolah Berbasis Islam

Menurut Djati, ada ratusan kali aktivitas gempa bumi itu dengan kedalaman paling banyak di bawah 60 kilometer, dan magnitudo 1 hingga 6, yang di antaranya gempa bumi mikro, gempa bumi kecil, gempa bumi sedang, hingga gempa bumi merusak.

“Ada 19 kali aktivitas gempa bumi merusak dengan magnutido 5-6. Gempa bumi merusak ini yang dirasakan (guncangan) oleh masyarakat,” kata Djati, seperti dikutip DeskJabar dari Antara.

Djati menjelaskan, selama 2020 aktivitas gempa bumi paling banyak terdeteksi di wilayah klaster Kota Sabang dan Simeulue, yang memang menunjukkan peningkatan, sehingga warga dan pemerintah diminta untuk terus siaga dan meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Mohammad Ahsan Alami Cedera Kaki, The Daddies Lolos ke Babak Kedua

Selain itu, lanjut dia, peningkatan juga terlihat di kawasan Kabupaten Gayo Lues pada September dan Oktober, yang tercatat sekitar 200 kali aktivitas gempa bumi.

Namun mayoritas aktivitas gempa bumi pada periode tersebut tidak dirasakan masyarakat.

“Ini ke depan akan menjadi perhatian, dalam artian misalkan ada gempa besar di situ maka sudah ada historinya bahwa di tahun 2020, di bulan September dan Oktober ada peningkatan aktivitas gempa bumi yang kekuatannya antara 1-5 magnitudo,” katanya.

Baca Juga: Upaya Turunkan Harga Daging Sapi, Indonesia Berencana Impor Sapi asal Meksiko

Ia menambahkan, Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki frekuensi tinggi dalam kejadian gempa bumi.

Sumber keaktifan gempa bumi berdasarkan pertemuan dua lempeng tektonik yang terjadi secara kovergen, dimana lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia saling bertumbuhkan.

“Di daratan, aktivitas tektonik di Aceh disebabkan aktivitas zona patahan Sumatera, setidaknya terdapat empat segmen patahan di Aceh, di antaranya segmen patahan Aceh, segmen patahan Seulimum, segmen patahan Tripa, patahan Panteraja, patahan Samalanga, patahan Lhoksuemawe, patahan Nisam, patahan Lokop dan segmen patahan Batee,” ujarnya.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler