Network
DESKJABAR – Jarang sekali atau hampir mustahil sebuah stadion sepakbola akan dilengkapi dengan fasilitas pendingin untuk para penontonnya.
Kalau di ruangan tertutup semisal di ruangan penonton VIP, fasilitas pendingin atau AC sudah banyak ditemukan di berbagai stadion sepakbola.
Namun fasilitas pendingin untuk semua penontonya, baru akan terjadi di ajang Piala Dunia 2022 di Qatar yang akan berlangsung 20 November 2022 hingga 18 Desember 2022.
Baca Juga: PIALA Dunia 2022 Qatar, Merasakan Sensasi Perkampungan Kabin Dengan Fasilitas Hotel Bintang 5
Seperti umumnya negara-negara di Timur Tengah dengan gurun pasirnya, membuat suhu teramat panas.
Itulah alasannya pula ajang Piala Dunia 2022 Qatar di gelar di akhir tahun atau dimana sebagian kawasan Asia, Eropa, dan Amerika berada di musim dingin.
Padahal biasanya ajang Piala Dunia digelar di musim panas sekitar Juni hingga Juli.
Sebab jika Piala Dunia 2022 di Qatar tetap dilaksanakan pada musim panas, dikhawatirkan akan sangat menggangu ajang bergengsi tersebut.
Alasannya, biasanya di musim panas, Qatar selalu dilanda gelombang panas yang rata-rata suhunya bisa mencapai di kisaran 40 derajat hingga 50 derajat Celcius.
Kondisi inilah yang dikhawatirkan akan sangat membahayakan dan menimbulkan ketidaknyamanan tidak saja para pemain yang bertanding, tetapi juga para penontonnya.
Untuk itulah FIFA kemudian menggeser jadwal Piala Dunia 2022 ke akhir tahun atau bertapatan di sebagian wilyahan dunia tengah menghadapi musim dingin.
Di akhir tahun, iklim di Qatar biasanya tidak lebih panas dari biasanya.
Meski demikian, pihak Qatar sebagai tuan rumah, mencoba membangun stadion dengan didukung fasilitas pendingin buat para penontonnya.
Baca Juga: 7 Fakta Menarik Piala Dunia 2022 Qatar yang Wajib Kamu Ketahui, Piala Dunia Termahal yang Pernah Ada
Kalau pun kemudian menjelang ajang Piala Dunia 2022 muncul berbagai kritikan yang ditujukan kepada FIFA dengan pergeseran jadwal ke akhir tahun karena merubah skenarion jadwal liga mereka.
FIFA dengan mudah bisa menjawabnya bahwa Qatar sudah terpiluh sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010 atau 12 tahun lalu.
Sejak awal negara ini terpilih, FIFA sudah menyatakan bahwa jika ajang ini di Qatar maka perhelatan tidak akan bisa digelar dipertengahan tahun.
Meskipun ada penentangan luas untuk mengalihkan Piala Dunia ke akhir tahun, pejabat Qatar secara konsisten menyatakan bahwa itu adalah bagian penting dari upaya mereka untuk menjadi tuan rumah kompetisi, dan FIFA meratifikasi keputusan itu setelah studi kelayakan 2018 ke dalam rencana akhir.
Salah satu adaptasi utama yang harus dilakukan oleh Qatar adalah memastikan bahwa kedelapan stadion yang terlibat dalam kompetisi akan ber-AC.
Meskipun ada kekhawatiran atas kemampuan mesin pendingin untuk menurunkan suhu secara substansial di stadion terbuka, setiap tempat telah dilengkapi dengan unit pendingin yang dirancang khusus.
Teknologi ini telah dikembangkan bersama dengan Universitas Qatar , menggunakan energi matahari untuk menggerakkan kipas yang menarik udara luar dan mendinginkannya.
Dr Saud Abdulaziz Abdul Ghani, Profesor Teknik Mesin di Universitas Qatar dan dijuluki "Dr Cool", telah mempelopori proyek dan telah menjadi bagian dari upaya untuk memastikan peluncuran penuh di delapan tempat pada waktunya untuk pertandingan pembukaan.
"Kami tidak hanya mendinginkan udara, kami juga membersihkannya,: ujar Dr Saul.
"Kami memurnikan udara untuk penonton. Misalnya, orang yang memiliki alergi tidak akan mengalami masalah di dalam stadion kami karena kami memiliki udara paling bersih dan paling murni di sana,” tambahnya. ***
