Jemaah Haji Gelombang II diminta Kenakan Pakaian Ihram sejak di Embarkasi, Ini Alasannya

- 24 Mei 2024, 21:45 WIB
Suasana pemberangkatan jemaah calon haji asal Kabupaten Ciamis beberapa waktu lalu.
Suasana pemberangkatan jemaah calon haji asal Kabupaten Ciamis beberapa waktu lalu. /Dindin Hidayat/DeskJabar.com/

DESKJABAR - Mulai hari ini Jumat 24 Mei 2024, jemaah haji Indonesia gelombang kedua mulai diberangkatkan secara bertahap menuju Tanah Suci Arab Saudi.

Berbeda dengan gelombang pertama yang diberangkatkan menuju Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) di Kota Madinah, gelombang kedua diberangkatkan menuju Bandara King Abdul Azis International Airport (KAAIA) di Kota Jeddah.

Usai mendarat di Bandara Internasional KAAIA, selanjutnya mereka berangkat ke Makkah untuk menunaikan Umrah Wajib.

Dikutip dari laman Kemenag RI, Kepala Bidang Bimbingan Ibadah pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Zulkarnain Nasution, meminta jemaah haji gelombang kedua ini melakukan mandi sunah dan mengenakan kain ihram sejak dari embarkasi.

Baca Juga: Warga Bandung dan Medan Catat! KAI dan Kementrian BUMN gelar Festival Jelajah Kuliner Nusantara

"Kami minta Tim Pimbingbing Ibadah Haji Indonesia (TPHI) Kloter untuk memperhatikan jemaahnya pada saat keberangkatan, agar mereka sudah mandi sunah dan mengenakan kain ihram sejak di embarkasi Tanah Air," ujar Zulkarnain di Jeddah, Jumat 24 Mei 2024.

"Terlebih lagi jemaah haji yang proses keberangkatannya sudah melalui layanan fast track," tambahnya.

Ini alasannya

Zulkarnain mengatakan, imbauan mengenakan kain ihram diharapkan memudahkan bagi jemaah yang akan mengambil miqat di Yalamlam. Sehingga, mereka tidak perlu mandi atau berganti kain ihram di atas pesawat.

"Jemaah yang akan miqat di Yalamlam, tinggal salat di kursi pesawat dan langsung berniat ihram umrah," tutur Zulkarnain.
Untuk bersuci pun kata ia, jemaah bisa bertayammum sebagai pengganti wuduk ketika di dalam pesawat.

Mengenakan kain ihram sejak di Embarkasi juga tetap penting bagi jemaah yang akan miqat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Pasalnya, waktu yang tersedia tidak banyak. Sehingga, begitu sampai di Bandara, jemaah bisa langsung berwudlu, salat sunnah dan niat umrah, lalu menuju bus untuk berangkat ke Makkah Al-Mukarramah.

Baca Juga: FAKTA TERBARU Sidang KASUS SUBANG, Saksi Ilham Sebut MBS Tawari Pengacara, 3 Tersangka segera Tangkap

"Miqat jemaah haji Indonesia bisa dilakukan ketika sampai di Bandara King Abdul Azis Jeddah. Hal ini sudah ditetapkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 1980, 1981, dan 2006, bahwa miqat di Bandara Jeddah sah hukumnya," tegasnya.

Diberi bimbingan

Kepada Petugas Pembimbing Ibadah, Zulkarnain meminta untuk memberikan bimbingan kepada jemaah terkait niat umrah sebelum jemaah haji diberangkatkan dari aula transit ke bus yang akan membawa ke Mekkah.

Pembimbing ibadah harus juga selalu mengingatkan jemaah terkait larangan setelah berihram. "Jangan sampai mereka sudah berniat ihram ketika di atas pesawat tetapi masih memakai penutup kepala dan memakai pakaian dalam dan sebagainya," sebutnya.

Belajar dari tahun sebelumnya, lanjut Zulkarnain, terkadang ada kain ihram jemaah yang kotor dan terkena najis saat tiba di bandara Jeddah. Ada juga jemaah yang hanya memakai sepatu, tidak punya sandal jepit.

"Pemerintah tahun ini sudah mengantisipasi keadaan seperti ini dengan menyediakan kain ihram, kaos kaki, sarung tangan ihram, sabuk ihram, sandal jepit dan payung di Bandara," pungkasnya.***

Editor: Dindin Hidayat

Sumber: kemenag.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah