International Tea Workshop 2024 di Bandung, Tekankan Inovasi dan Kolaborasi Industri Teh

- 28 Juni 2024, 08:44 WIB
International Tea Workshop 2024, digelar oleh PPTK Gambung di Bandung, Kamiis, 27 Juni 2024.
International Tea Workshop 2024, digelar oleh PPTK Gambung di Bandung, Kamiis, 27 Juni 2024. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR - Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK Gambung) Kabupaten Bandung, di bawah naungan PT Riset Perkebunan Nusantara, mengadakan lokakarya teh internasional. Workshop tersebut menekankan inovasi dan kolaborasi untuk keberlanjutan industri teh Indonesia.

Banyak stakeholder teh Indonesia dari beberapa negara lain hadir pada International Tea Workshop 2024 yang digelar di The Jayakarta Suites Hotel, Bandung, pada Kamis, 27 Juni 2024 tersebut.

International Tea Workshop 2024 merupakan kolaborasi dengan Ethical Tea Practices (ETP) dan didukung oleh Dewan Teh Indonesia (DTI). 

Peserta yang hadir adalah pelaku produsen teh mulai dari perkebunan rakyat,  perkebunan besar negara, serta swasta, para pengolah/ industri hilir, brand owner, buyer/trader serta packer, UMKM teh, berbagai asosiasi dan komunitas, kementerian dan dinas terkait, perguruan tinggi dan lembaga litbang daerah dan nasional, dan tea Enthusiast, dengan total berkisar 100 peserta.

Baca Juga: PTPN I Targetkan Bisnis Teh dan Karet di Jawa Barat Bangkit Lagi

Pengembangan global

Workshop ini bertujuan mengeksplorasi, mengelaborasi, meningkatkan kolaborasi serta memperluas diseminasi teknologi dan inovasi serta berbagai lesson learn dan best practices di lapang.

Acara dimulai dengan sambutan pembuka dari Kepala PPTK Gambung M. Akmal Agustira, yang menjelaskan tujuan lokakarya ini, yaitu menjajaki inovasi untuk keberlanjutan teh dan mensosialisasikan proyek kerjasama pengembangan teh global.

Direktur Regional ETP, Rachid Boumnijel, menekankan komitmen ETP terhadap kemitraan dan pengaruh kebijakan untuk menyelesaikan isu keberlanjutan teh, terutama teh Indonesia.

Dr. Iman Yani Harahap, Direktur PT Riset Perkebunan Nusantara, menyoroti tantangan produksi teh di Indonesia, dengan menekankan pentingnya mengurangi penggunaan pestisida sintetis dan memperbaiki rantai nilai teh.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah