KONTROVERSI: Dedi Mulyadi Membandingkan Harga Beras dengan Skincare dan Handphone , Begini Reaksi Netizen

- 27 Februari 2024, 17:58 WIB
Pernyataan Dedi Mulyadi di twitter kontroversi membandingkan harga beras dengan skincare dan handphone, Selasa, 27 Februari 2024
Pernyataan Dedi Mulyadi di twitter kontroversi membandingkan harga beras dengan skincare dan handphone, Selasa, 27 Februari 2024 /Instagram @dedimulyadi71/

Namun atas pernyataannya itu, seolah berbanding terbalik dengan kehidupan seorang nenek yang bernama Nursi yang diunggah di akun @RezimHybrid, terlihat dalam rekaman video nenek renta ini tidak kebeli beras lantaran mahal, dia sudah dua hari hanya makan sayur daun melinjo muda.

Jangankan untuk beli skincare dan hanphone untuk membeli beras saja nenek nursi sudah tidak mampu, karena harga beras naik melambung tinggi saat ini. 

Entah apa yang dimaksudkan Dedi Mulyadi, yang jelas pernyataannya itu mengundang reaksi banyak pihak, termasuk ribuan netizen.

Baca Juga: Kemenag Tangani Kasus Oknum Guru Lecehkan Siswi SMPN 1 Cigombong Bogor, Anne Hasbie: Diproses Sesuai Aturan

Sontak pernyataan Dedi Mulyadi di media sosial twitter mengundang reaksi netizen, dan memberikan komentar atas penyataannya itu.

Berikut beberapa pernyataan netizen yang di repost DeskJabar.pikiran-rakyat.com dari twiiter @RezimHybrid

Menurut akun @Masigit17, maklum pikirannya nggak nyampe, yang butuh beras itu semua kalangan, yang miskin akut hingga konglomerat kaya 9 cacing kepanasan. Sementara skincare, rokok, termasuk hanphone hanya untuk kalangan tertentu, bodoh ko dipulikasikan.

Selanjutnya akun @aku sayang kamu menyebut beras itu kan kebutuhan pak, mau sultan sama rakyat jelata semua butuh. Gak semua bisa kebeli skincare sama Hp bapak.

Baca Juga: GURU BEJAT : Lecehkan Siswi SMPN 1 Cigombong Bogor di Ruangan Kelas, KPAD Dorong Oknum Guru Diproses Hukum

Kemudian akun Nyai @yuni36502399 mengatakan kok bisa seorang Dedi Mulyadi berkomentar sedodol itu, emang kalau nggak skincarean orang bisa mati. Ketika berpijak pada jalan yang salah maka otak dan etika tidak lagi dipergunakan demi mempertahankan pembenaran atas kesalahannya. 

Halaman:

Editor: Agus Sopyan

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah