Network
DESKJABAR – Usai Pemilu 2024, perhatian publik Indonesia banyak tertuju kepada perolehan hasil suara. Selain kepada pasangan capres (calon presiden), perhatian juga kepada caleg (calon legistlatif) yang saling berkepentingan mengumpulkan suara.
Tetapi ada fenomena aneh, seusai Pemilu 2024, banyak caleg disebut sebagai “calek”. Pada saat bersamaan, diketahui banyak pula caleg menjadi stress alias depresi, bahkan ada yang disebut gila, akibat gagal memperoleh suara dalam jumlah diharapkan untuk mencari nafkah sebagai anggota DPR/DPRD.
Bermunculannya orang menulis “caleg” menjadi “calek” terjadi sejak 15 Februari 2024, atau sehari setelah hari pencoblosan Pemilu 2024. Yang munculkan tulisan “calek”, sebagian lebih banyak kepada tampilan seseorang stress karena gagal menjadi caleg.
Apa itu calek ?
Kebetulan, pada sejumlah tayangan TikTok, yang menampilkan pada caleg stress itu sebagian ditulis dengan “calek”. Sebagian orang menyangka, karena menjadi stress, maka orang-orang caleg itu berubah disebut menjadi “calek”, sebagai perubahan sebutan.
Tetapi, munculnya kata “calek” ternyata sebenarnya bukan penyebutkan kepada para caleg stress usai Pemilu 2024. Tetapi, “calek” merupakan penulisan baru yang sedang menggejala diantara sebagian masyarakat Indonesia, dan cenderung membingungkan.
Secara nyata, belakangan ini di Indonesia banyak orang menjadi suka salah menyebut huruf G menjadi dibaca K, atau menjadi tidak mengetahui cara pembacaan huruf. Begitu pula menuliskan disesuaikan ketika dibaca, huruf G menjadi ditulis K, atau agak dibaca K, malah ditulis dengan huruf G di akhir kata.
Baca Juga: 71 Orang Petugas Pemilu 2024 Meninggal Dunia 4.567 Sakit, Terbanyak di Jawa Barat
Maka, ketika usai Pemilu 2024 sebagian orang menulis “caleg” menjadi “calek”, bisa muncul sangkaan berubah dari “calon legislatif” menjadi “calo lekislatif” sebagai istilah baru.
