GNB Harus Jadi 'Alarm yang Nyaring' dalam Penyelenggaraan Pemilu yang Jurdil

- 15 Januari 2024, 15:56 WIB
Gerakan Nurani Bangsa (GNB) bertemu dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu 14 Januari 2024
Gerakan Nurani Bangsa (GNB) bertemu dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu 14 Januari 2024 /

DESKJABAR, - Merespon banyak persoalan menghadapi pemili 2024 ini, para tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) bertemu dengan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu 14 Januari 2024. Sebelumnya, mereka juga menyampaikan lima Amanat Ciganjur yang disuarakan pada Peringatan Haul ke-14 KH. Abdurrahman Wahid kepada Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam pertemuan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis 11 Januari 2014 lalu.

Ketua Umum (Ketum) Network For Indonesian Democratic Society (Netfid), Afit Khomsani mengungkapkan GNB menjadi gerakan positif di tengah perjalanan politik bangsa ini yang kini cenderung menjauh dari etika. "Saya merespon positif dan mengapresiasi inisatif GNB tersebut. Gerakan dari para tokoh bangsa negarawan, dan kelompok intelektual seperti GNB menjadi oase di tengah maraknya praktik politik praktik yang menegasikan etika. Apalagi di momen tahun politik 2024," ungkap Afit, Senin 15 Januari 2024.

Baca Juga: Ir Angga Marditama, ST, MT, IPM, ASEAN Eng, APEC Eng, Terima Sertifikat dan Medali APEC Engineer Register 

Netfid Indonesia mengharap akan banyak gerakan serupa dari banyak kelompok di Indonesia untuk bersama-sama menjaga muruah demokrasi.
"Kiai Ma'ruf, Ibu Shinta Wahid, Presiden SBY dan para figur lainnya diharapkan mampu menjadi teladan dan magnet positif bagi masyarakat Indonesia, terutama kelompok muda dengan sekitar 104 juta pemilih nantinya," ujarnya.

Baca Juga: WARGI BOGOR, Grand Opening Sentra UMKM PPKLB di Blok F Lantai I Pasar Kebon Kembang Dibuka Pekan Ini, Ditunggu

Afit juga menegaskan, GNB harus menjadi refleksi bagi aktor politik terkait inti dari politik. "Bagi aktor politik, GNB juga dapat menjadi refleksi bagi mereka. Bagaimana seharusnya politik itu diselenggarakan. Inti dari politik adalah kemanusiaan," tegasnya.

Selain itu, GNB juga patut untuk direfleksikan oleh para penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu dalam menghadapi sorotan publik atas kinerja mereka, baik dalam penyelenggaraan, pengawasan, maupun memproses pelanggaran pemilu.

"Bagi penyelenggara pemilu dan pihak terkait lainnya. Pesan moral dalam GNB harus menjadi alarm penting bagaimana mereka harus bekerja," pungkasnya.

Tanggungjawab Semua Pihak

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Manajer Program Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil. Ia pun mengapresiasi pertemuan-pertamuan yang dilakukan oleh GNB tersebut.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah