Plt. Kaperpusnas Ngaku ‘Nyesek’ Saat Lewat Tol Cisumdawu karena Tulisan Ini, Apa Jawaban Pj. Bupati Sumedang?

- 17 Desember 2023, 07:53 WIB
Terowongan kembar di Tol Cisumdawu.
Terowongan kembar di Tol Cisumdawu. /Dicky Harisman/DeskJabar.com/


DESKJABAR
- Plt. Kepala Perpustakaan Nasional (Kaperpusnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Prof Dr. H. Endang Aminudin Aziz, M.A menekankan pentingnya berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam berkehidupan sehari-hari.

Hal itu sebagai indentitas diri kebangsaan kita bahwa kita punya bahasa kebanggaan yaitu bahasa Indonesia.

Prof. Endang mengatakan, pun demikian dengan penggunaan istilah bahasa-bahasa asing yang seringkali disebutkan dalam kehidupan keseharian kita, misalnya Keynot Speaker, i love u atau apapun itu.

Baca Juga: OUTLOOK Politik, Hukum, dan Ekonomi yang akan Terjadi pada Tahun 2024 Versi Para Pakar Unpad

"Kita coba dengar tadi, katanya Keynot Speaker, kenapa tidak pakai bahasa pembicara utama atau pembicara inti, atau pembicara kunci," kata Prof. Endang Aminudin usai meresmikan gedung fasilitas layanan perpustakaan daerah Sumedang yang terletak di Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Sabtu, 16 Desember 2023.

Hadir juga Pj. Bupati Sumedang Herman Suryatman dan jajaran pejabat Pemkab Sumedang saat itu.

"Berbahasa adalah refleksi jatidiri kita, berbahasa secara baik runtut itu menunjukkan identitas diri kita hebat," kata Prof. Endang menambahkan.

Baca Juga: Innalillahi, Inilah Fakta Kecelakaan Maut Bus Handoyo yang Tewaskan 12 Orang di Tol Cipali

Endang menegaskan, bukan tidak boleh menggunakan istilah asing, akan tetapi penggunaan bahasa Indonesia harus diutamakan dan harus dipergunakan dengan baik. 

Dikatakan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam berbahasa yang kita harus patuhi sebagai orang Indonesia. 

"Dalam hal ini bisa disebut trigatra.  Lestarikan bahasa daerah, utamakan bahasa Indonesia dan kuasai bahasa asing. Artinya bukan tidak boleh berbahasa asing tapi utamakan bahasa Indonesia yang baik," imbuh dia.

Banyak contoh istilah asing di Indonesia, kata dia, termasuk di Sumedang sendiri. Dia mengaku ‘nyesek’ saat masuk ke wilayah Sumedang dan melintas masuk ke Tol Cileunyi Sumedang Dawuan (Cisumdawu).

Baca Juga: Jatinangor National Park Gelar Celebration Day, Jans Park di Acara Anniversary Pertama, 17 Desember 2023

"Saya lewat ke Sumedang beberapa kali, begitu masuk ke Cisumdawu itu tiba tiba ‘nyesek’ hati saya itu, kenapa? Karena kok yang dibacanya itu Cisumdawu Twin Channel, Cisumdawu Tunnel Project. Pertanyaan saya, berapa banyak sih orang asing yang lewat sini, lewat Cisumdawu dibandingkan dengan orang Sumedangnya sendiri dan dibandingkan dengan orang sekitar? Kenapa tidak ditulis aja terowongan kembar? Pasti bapak ibu akan lebih mengerti dengan terowongan kembar. Seolah-olah kalau begini jatidiri kita hilang," bebernya mengeluhkan.

Pj. Bupati Sumedang Herman Suryatman pada kesempatan yang sama didepan para hadirin sempat mengklarifikasi soal ini. Herman juga menyepakati apa yang disampaikan Prof. Endang tentang pengutamaan penggunaan bahasa Indonesia.

"Jadi Pak, kalau urang lembur mah lamun aya bahasa anu aneh anu batur teu ngarti sok hayang rada legeg (kalau orang di desa kalau ada bahasa yang aneh yang orang lain engga ngerti suka ingin disebut gaya)," jawab Pj. Bupati sambil sedikit bercanda.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x