MUI menilai kejahatan Rusia di Ukraina merupakan ujian moral Indonesia

- 16 Desember 2023, 20:55 WIB
delegasi masyarakat sipil Indonesia mengunjungi Gereja Katolik Ortodoks Ukraina Saint Andrew Pervozvannoho All Saints di kota Bucha, tidak jauh dari ibu kota Kyiv yang merupakan lokasi pemakaman pembantaian lebih dari 300 warga sipil yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Rusia selama pendudukan wi
delegasi masyarakat sipil Indonesia mengunjungi Gereja Katolik Ortodoks Ukraina Saint Andrew Pervozvannoho All Saints di kota Bucha, tidak jauh dari ibu kota Kyiv yang merupakan lokasi pemakaman pembantaian lebih dari 300 warga sipil yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Rusia selama pendudukan wi /



DESKJABAR - Majelis Ulama Indonesia menilai akhlak bangsa Indonesia sedang diuji di tingkat internasional dengan mendorong diakhirinya barbarisme Rusia yang sengaja menyasar nyawa warga sipil.

Kesimpulan tersebut diungkapkan Yanuardi Syukur, Manajer Komisi Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus dosen Antropologi Universitas Khairun (Unkhair), Ternate.

Pada hari Selasa 12 Desember 2023, delegasi masyarakat sipil Indonesia mengunjungi Gereja Katolik Ortodoks Ukraina Saint Andrew Pervozvannoho All Saints di kota Bucha, tidak jauh dari ibu kota Kyiv yang merupakan lokasi pemakaman pembantaian lebih dari 300 warga sipil yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Rusia selama pendudukan wilayah tersebut.

Baca Juga: Warga 32 Desa di Kota dan Kab Tasikmalaya Ini Bisa Kaya Mendadak: Dapat UGR Pembebasan Lahan Tol Getaci

“Di kompleks Gereja St. Andrew, saya melihat kuburan massal ratusan orang yang tewas ketika pasukan Rusia mengambil alih Bucha, sebuah kota yang berjarak 24 km dari ibu kota Ukraina, Kyiv. “Pembunuhan Rusia tidak pandang bulu. Mereka membunuh warga sipil dari segala usia, termasuk orang tua dan anak-anak, bahkan ada yang disiksa sebelum dibunuh,” kata Syukur.

Di Gereja St. Andrew yang sudah dipugar namun menyisakan sejumlah kerusakan, foto-foto dokumentasi evakuasi mayat korban pembantai menjadi gambaran kenyataan suram atas apa yang terjadi.

“Kejadian ini merupakan kejahatan luar biasa. Rusia membunuh warga sipil di sini – tidak ada keharusan militer untuk melakukan hal ini. Ini adalah kejahatan perang, yang dimotivasi oleh tujuan Rusia untuk melakukan genosida di Ukraina,” tuturnya.

Menurut Syukur negara-negara kekuatan menengah, seperti Indonesia, harus mampu mendorong diskusi di tingkat global mengenai kejahatan yang dilakukan oleh negara-negara seperti Rusia. Jika kita bisa mendorong agar Israel dihukum atas kejahatannya, tentu saja kita bisa mendorong agar Rusia juga dihukum. Konsistensi nilai dan moral Indonesia akan diuji dalam hal ini,” tegasnya.

Yanuardi Syukur adalah bagian dari delegasi masyarakat sipil Indonesia yang melakukan perjalanan ke Ukraina untuk belajar tentang perang dan membangun kemitraan antara organisasi Indonesia dan Ukraina.
Delegasi tersebut juga mengunjungi Borodyanka dan Irpin, yang juga menyaksikan pertempuran sengit segera setelah invasi besar-besaran Rusia. Daerah ini mirip dengan Kerawang-Bekasi yang menjadi kubu pertempuran antara pejuang Indonesia dan penjajah Belanda. Meskipun rekonstruksi sedang dilakukan, banyak bangunan yang masih rusak berat.

Baca Juga: Aksi Gejayan Kembali Memanggil dari Jogja Serukan Jokowi Perusak Demokrasi: Rakyat Sudah Muak!

Anggota delegasi lainnya, Dosen Universitas Airlangga Surabaya, Radityo Dharmaputra kaget dengan kehancuran yang disaksikannya. “Saya melihat gedung apartemen yang sudah menjadi puing-puing,” ujarnya. “Ini adalah rumah penduduk. Orang-orang yang selamat hidupnya terkoyak.”

Selain Yanuardi Syukur dan Radityo Dharmaputra, delegasi masyarakat sipil Indonesia terdiri dari KH Arif Fahrudin (Wakil Sekjen MUI Pusat Bidang Ukhuwah Islamiyah), H. Mokhamad Mahdum (Wakil Ketua BAZNAS RI), Moses Caesar Assa (Ahli Komisi 1 DPR RI), dan DR Algooth Putranto (Dosen Universitas Pembangunan Jaya).***

Editor: Yedi Supriadi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x