Ekonom Senior Faisal Basri Mengakui Kekhilafannya, DPP PSI Menghargai Sikap Kritis Serta Kejujurannya

- 28 Agustus 2023, 19:07 WIB
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andre Vincent Wenas
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andre Vincent Wenas /

DESKJABAR - Faisal Basri seorang Ekonom senior dari INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), mengakui secara satria kekhilafannya saat mengritisi program hilirisasi nikel.

Hal tersebut pun ditanggapi oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI) Andre Vincent Wenas yang menghargai sikap kritis disertai dengan kejujurannya.

“Begitulah seharusnya sikap seorang ilmuwan tulen dalam menyampaikan pandangan-pandangannya, senantiasa dilandasi fakta dan data, serta dibarengi sikap jujur dan rendah hati. Tidak menang-menangan, tapi mau mengakui kekhilafannya tatkala ada penjelasan yang de-facto membantah argumennya. Itu dialektika dalam ilmu, biasa itu, tak perlu dipolitisir,” ujar Andre Vincent Wenas, Ketua DPP PSI dan juru bicara bidang ekonomi dalam keterangannya, Senin 28 Agustus 2023.

Andre juga menilai bahwa Faisal Basri merupakan seorang ekonom senior yang pandangannya sering dijadikan referensi oleh akademisi lainnya maupun oleh pemerintah.

Baca Juga: KEREN BANGET, Desa Selamanik Ciamis Raih Juara ke 3 ADWI 2023, Katagori Homestay dan Toilet Umum

"Beliau dikenal cerdas dan kritis sekali. Kita yakin tidak ada pretensi untuk mendiskreditkan seseorang, apalagi menjelekkan pemerintahan Jokowi. Argumennya sebatas diskursus ilmiah, jadi semestinya juga dijawab dengan argumentasi tandingan yang berdasarkan data dan fakta. Jadi dialektikanya progresif, no problem, no hard feeling. Jangan baperan lah,” kata Andre lebih lanjut.

Sebelumnya Faisal Basri dianggap bersikap keras terhadap program hilirisasi nikel pemerintahan Jokowi.

Faisal Basri mengatakan bahwa data yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo soal nilai ekspor nikel dari proses hilirisasi senilai Rp 510 triliun itu tidak akurat dan malah menyesatkan.

Tidak hanya itu, ia bahkan mengatakan proses hilirisasi nikel ternyata lebih menguntungkan bagi industri China.

Lantaran smelter yang dibangun di Indonesia mayoritas punya perusahaan-perusahaan China dan hasil produksinya diekspor balik ke China.

Baca Juga: Masha Explaner Terkuat di Mobile Legends, Tutorial Masha ala R7!

Sehingga pernyataannya tersebut menggemparkan publik, tapi di sisi lain juga mendapatkan tanggapan argumentatif dari Septian Hario Seto, Deputi Investasi dan Pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi.

Lalu melalui podcastnya bersama Prof. Rhenald Kasali ia pun menyampaikan permohonan maafnya kepada publik.

“Saya punya niat baik. Saya mengakui secara publik bahwa saya mau mengakui memang ada beberapa data yang tidak saya masukkan karena saya khilaf.” kata Faisal Basri yang disampaikannya melalui kanal Youtube Prof. Rhenald Kasali pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Mengenai kritiknya yang mengatakan bahwa hilirisasi nikel ini hanya menguntungkan China, ia membantah adanya unsur rasisme dalam pandangannya tersebut.

Menurutnya, yang dimaksudkannya adalah China sebagai entitas negara. Jadi, tidak ada terkandung sentimen ras sama sekali.

Baca Juga: LRT Jabodebek Diresmikan, Jokowi : Saya Berharap Mayarakat Beralih ke Transportasi Massal

“Jadi isu yang sempat bikin heboh ini sebetulnya berada dalam lingkup diskursus keilmuan, khususnya di bidang ekonomi dan kebijakan publik. Begitu ada counter-argument yang jelas khan terjadi dialektika yang mencerdaskan. No hard feeling. Begitulah seharusnya,” tutup Andre Vincent Wenas.***

Pantau berita-berita DeskJabar lainnya di GOOGLE NEWS

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah