PDIP Sulit Kerja Sama dengan Partai Demokrat, Alasannya, Hasto Sebut ‘Wong Cilik’ dan ‘Kamuflase Politik'

- 23 Juni 2022, 13:38 WIB
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menyebutkan  PDIP sulit bekerjasama dengan Demokrat
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menyebutkan PDIP sulit bekerjasama dengan Demokrat /Pikiran Rakyat/Muhamad Rizky Pradila/

  DESKJABAR – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) akan sulit kerja sama dengan Partai Demokrat dan PKS.

Khusus dengan Demokrat, alasan sulit kerja sama, karena PDIP didukung oleh rakyat wong cilik.

Selain wong cilik, mereka pun tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik.

Baca Juga: Pilot dan Penumpang Susi Air yang Jatuh di Papua Sudah Berada di RSUD Mimika, Selamat, Begini Kondisi Mereka

Hal itu ditegaskan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Jakarta, di sela-sela Rakernas II PDIP Tahun 2021, di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis 23 Juni 2022.

Hasto juga mengatakan PDIP juga sulit untuk bekerja sama dengan PKS.

 "Kalau saya pribadi sebagai sekjen memang tidak mudah untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan hal itu," katanya.

Baca Juga: THE Minions Absen di Tiga Turnamen Dunia, Marcus Fokus Pemulihan

Hasto kemudian menjelaskan, bahwa kultur pendukung PDIP berbeda dengan Demokrat. Ia menyebut, pendukung PDIP adalah wong cilik.

Wong cilik tersebut, kata Hasto tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik. Wong cilik itu apa adanya dan selalu bicara dengan bahasa rakyat.

"Koalisi harus melihat emosional 'bonding' pendukung PDI, pendukung PDIP adalah rakyat wong cilik yang tidak suka berbagi bentuk kamuflase politik. Rakyat itu apa adanya, rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat, sehingga aspek-aspek historis itu tetap dilakukan," kata Hasto.

Baca Juga: 5 Cara Menurunkan Kolesterol Jahat (LDL), Simak Penjelasannya Berikut ini!

Selain dengan Demokrat, Hasto juga menyebutkan bahwa PDIP akan sulit bekerjasama dengan PKS di Pemilu 2024.

"Kalau dengan PKS tidak," kata Hasto ketika ditanya tentang kemungkinan PDIP bergabung dengan PKS yang belakangan bergandengan tangan dengan Nasdem.

Sementara dengan Nasdem, Hasto menyebutkan bahwa PDIP pernah bekerjasama dengan NasDem, sejak 2014. Mereka sama-sama mendukung pemerintahan Jokowi.

Baca Juga: FLASHBACK KASUS SUBANG, Yosef , Yoris dan Kades Indra Zainal Dapat Kiriman dari Seseorang

Dalam kesempatan tersebut, Hasto mengatakan bahwa PDIP tidak masuk ke dalam pusaran koalisi yang kini coba dibangun oleh parpol.

Langkah yang ditempuh PDIP adalah turun ke bawah dan menyerap aspirasi masyarakat.

“PDIP memiliki keyakinan bahwa jalan yang harus ditempuh saat ini adalah turun ke bawah dan menyerap aspirasi masyarakat,” kata dia.

Baca Juga: UPDATE! KODE REDEEM FF 23 Juni 2022, Terbaru 1 Menit yang Lalu, Dapatkan MP40 Crazy Bunny GRATIS

Ia juga menyebutkan bahwa untuk 2024, tiap-tiap parpol punya strategi. Semuanya, tiga sampai empat bulan sebelum pencapresan baru dikerucutkan.

“Nanti tiga sampai empat bulan sebelum pencapresan baru dikerucutkan (mitra koalisi)," katanya lagi. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x