Gunung Anak Krakatau Erupsi, Level III Siaga, Ini Kronologi Terbentuknya Generasi Ketiga Dinasti Krakatau

- 16 Juni 2022, 13:31 WIB
Gunung Anak Krakatau Erupsi, Level III Siaga.
Gunung Anak Krakatau Erupsi, Level III Siaga. /Badan Geologi ESDM/

DESKJABAR - Gunung Anak Krakatau sempat erupsi beberapa kali. Kini Level III Siaga. Begini kronologi proses terbentuknya generasi ketiga dinasti Krakatau setelah meletus tahun 1883.

Gunung Anak Krakatau terakhir erupsi, Rabu 15 Juni 2022, pukul 21:19. Kini statusnya Level III Siaga.

Pengamatan Badan Geologi ESDM, hari ini Kamis hingga pukul 06.00, di Gunung Anak Krakatau terjadi 2 kali gempa hembusan dengan amplitudo 10-12 mm, dan lama gempa 12-54 detik. 11 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 10-31 mm, dan lama gempa 7-12 detik. 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 2-30 mm, dominan 3 mm.

Baca Juga: Wisata Gunung Kawi Terbaru, Pesona Eksotis Beraura Mistis, Instagramable, Merubah Sejarah Kelam

Level III Siaga masih diterapkan pada status gunung generasi ketiga Krakatau tersebut.

Artinya, di level ini, direkomendasikan masyarakat atau pengunjung dan wisatawan apalagi pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau.

Dalam rekomendasi tersebut jarak yang harus dijaga yakni sekitar radius 5 km dari kawah aktif Gunung Anak Krakatau.

Kronologi terbentuk Gunung Anak Krakatau

Gunung Anak Krakatau yang sekarang erupsi merupakan gunung api generasi ketiga dari Dinasti Krakatau.

Krakatau sempat beristirahat selama 4 tahun dan pada 29 Desember 1027 terjadi letusan di bawah laut di kedalaman 250 meter.

Disadur DeskJabar dari buku "Geotrek, Perjalanan Menafsir Bumi" ditulis T Bachtiar dengan Penerbit Masyarakat Geografi Indonesia, 2015.

Baca Juga: 6 Tempat Wisata KOLAM RENANG BANDUNG RECOMMENDED, INSTAGRAMABLE, Lengkap Informasi Jam Tutup dan Harga Tiket

Setelah terjadi rangkaian letusan pada 20 Janari 1929, terlihat di permukaan laut tumpukan material letusan. Diduga itu adalah bibir kawah atau puncak gunung api yang baru muncul di permukaan laut.

Tanggal kemunculannya ditetapkan sebagai hari kelahiran gunung api yang kita kenal dengan Gunung Anak Krakatau. Diberi nama itu karena ia lahir dari kaldera Krakatau 1883.

Anak ini tumbuh terus, membesar dan tambah tinggi, bahkan tergolong bongsor. Buktinya, kecepatan pertumbuhannya rata-rata empat meter per tahun.

Dan pada 2010 tingginya sudah mencapai 320 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Baca Juga: Cianjur, Wisata Curug Cigugur di Cikadu, Air Terjun Indah di Tepi Jalan, Gratis Lagi

Krakatau meletus pada 27 Agustus 1883. Namun ada dua bongkah batu karang seukuran minibus (elf)masih tersisa di halaman penginapan di pinggir jalan raya Anyer - Caringin Pantai Anyer Kampung Cikoneng Provinsi Banten.

Batu karang ini terhempas dari pantai sejauh lebih dari 100 meter. Diperkirakan bongkahan batu karang ini yang menghantam mercusar Cikoneng sampai roboh.

Saat 1883 itu pantai barat Banten dan pantai-pantai selatan Lampung terkena dampak tsunami paling parah.

Kesengsaraan dan penderitaan masyarakat Banten oleh para tokoh agama di sana dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat mengusir penjajah yang telah membuat kesengsaraan.

Penderitaan masyarakat Lampung terlukiskan dalam catatan Muhammad Saleh yang menuliskan pengalaman getirnya pengungsian pada 6 Oktober 1883.

Ia melukiskan betapa banyak mayat korban letusan, sehinga penguburan seolah tiada hentinya.

....
Datang gelombang besar sekali
Bertaburlah umat kesana sini
Ada yag hilang anak istri
Ada yang sampai ajal pun mati
...

Demikianlah lagi orang yang pergi
Menanamkan mayat sehari-hari
Jikalau malam duduk berhenti
Matahari keluar lalu mencari
...

Pada dasarnya dinasti Krakatau bisa dibagi dalam lima periode:

1. Pembentukan gunung api tungggal, Gunung Krakatau Purba, tinggi sekitar 2.000 meter dengan diameter sekitar 15 km. Ini generasi pertama Krakatau.

2. Periode penghancuran Gunung Krakatau Purba. Letusan maha dahsyat ditaksir terjadi pada 416 SM, membentuk kaldera dengan diameter 10 km, menyisakan empat pulau, yakni Pulau Sertung, Pulau Rakata, Pulau Panjang dan Plau Cupu.

3. Periode tiga ditandai dengan tumbuh Gunung Rakata dengan ketinggian 800 mdpl, disusul dengan munculnya Gunung Danan dan Gunung Perbuatan. Ketiga gunung api itu kemudian menyatu, membentuk pulau dengan tiga gunung api yang terus membangun dirinya, tumbuh sebagai generasi kedua dari dinasti Krakatau.

4. Penghancuran Gunung Danan, Gunung Perbuatan dan sebagian Gunung Rakata pada letusan tahun 1883, membentuk kaldera berdiameter 7 km.

5. Proses pembentukan gunung api baru yang lahir dari kaldera yang terbentuk tahun 1883. Inilah yang kita kenal dengan Gunung Anak Krakatau sebagai generasi ketiga Dinasti Krakatau.

Itulah kronologi terbentuknya Gunung Anak Krakatau yang sekarang ini erupsi beberapa kali.***

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: magma esdm.go.id Geotrek, Perjalanan Menafsir Bumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah