Network
DESKJABAR – Menyorot Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, menakar calon dari militer yang berpeluang maju. Muradi mengatakan hanya satu Jenderal yang memiliki potensi.
Gegap gempita Pilpres 2024 mulai terasa khususnya di tatanan bursa bakal calon presiden (capres) yang akan maju bertarung.
Berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consuting (SMRC) untuk simulasi Pilpres 2024, pasangan Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) unggul dibandingkan capres dan cawapres lain.
Sementara itu, menurut survei dari Indikator Politik Indonesia (IPI), bursa capres untuk Pilpres 2024 dimenangkan oleh Prabowo Subianto (Menteri Pertahanan) dan Ganjar Pranowo (Gubernur Jawa Tengah).
Sedangkan untuk Anies Baswedan, berdasarkan survey IPI, konsisten berada di urutan ketiga setelah Prabowo dan Ganjar.
Dan inilah hasil survei IPI yang dirilis tanggal 3 April 2022 lalu:
Prabowo Subianto 22,4
Ganjar Pranowo 21,6
Anies Baswedan 17,1
Ridwan Kamil 6,1
Agus Harimurti Yudhoyono 5,1
Sandiaga Salahuddin Uno 4,7
Khofifah Indar Parawansa 2,6
Tri Rismaharini 2,0
Erick Thohir 1,3
Gatot Nurmantyo 0,9
Jika melihat hasil 10 besar tersebut, di urutan terakhir ada Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Sementara itu, menurut hasil survei Parameter Politik serta Politika Research dan Consulting, muncul nama baru dalam bursa capres yang bersaing dengan Prabowo, yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Bagaimanakah peluang capres dari militer dalam konstelasi politik jelang Pilpres 2024?
Menurut pengamat Militer dari Universitas Padjadjaran, Muradi, untuk calon dari militer non partai yang berpeluang maju kemungkinan hanya yang masih aktif saja.
Ia pun menyebut dua nama yakni Jenderal Andika Perkasa dan Jenderal Dudung Abdurrachman.
Sedangkan untuk purnawirawan seperti Jenderal (Purn) Moeldoko dan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo peluangnya sangat kecil untuk maju dalam Pilpres 2024.
“Kenapa saya bilang yang masih aktif itu punya peluang, karena mesinnya masih bergerak. Sementara mesin pak Moeldoko dan pak Gatot Nurmantyo, sudah tidak bergerak,” tutur Muradi kepada deskjabar.com,Rabu 13 April 2022.
Sebab untuk menggerakkan mesin politik, dibutuhkan banyak komponen, seperti logistik dan yang lainnya.
Muradi juga mengatakan Pilpres itu tidak sama dengan Pilkada. Kalau Pilkada itu ada yang namanya calon independen.
Sedangkan pilpres itu harus diusung partai atau gabungan partai minimal oleh 20 persen kursi atau jika non partai maka harus diusung minimal 25 persen suara populasi atau pemilih
“Jadi kalau pa Moeldoko, siapa yang berpotensi mencalonkan? Pak Wiranto atau pak Gatot juga siapa yang berpotensi mencalonkan?” ujar Muradi.
Muradi sendiri mengatakan yang berpotensi maju dalam Pilpres 2024 hanyalah Jenderal Andika. Dan dia saat ini sedang mencermati langkah-langkah dari Panglima TNI tersebut.
Menurutnya, Andika sendiri saat ini masih menimbang-nimbang, karena memang belum ada partai yang mengusung dia.
“Tapi komunikasi dia dengan Nasdem, dan dengan partai-partai medium itu kan sudah dilakukan. Yang belum dia lakukan membuka komunikasi dengan partai-partai besar. Dengan PDIP belum, dengan Golkar belum, dengan Gerindra belum,” ujar Muradi.
Sebab, lanjutnya, Andika tahu partai-partai besar ini punya calon masing-masing.
“Jadi saya memang sedang memantau manuver politiknya Andika. Apakah dia serius untuk 2024 atau tidak?” ucap Muradi lagi.***
