Serpihan Puncak Gunung Meru di India Menjelma Menjadi Pegunungan di Pulau Jawa

- 12 Desember 2021, 14:28 WIB
Suasana Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur
Suasana Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur /Antaranews

 




DESKJABAR - Dalam kitab Jawa kuno yang disebut Tantu Pagelaran atau Tangtu Panggelaran berbahasa Kawi berasal dari masa Majapahit, sekitar abad ke-15.

Kitab ini berkisah tentang mitos asal mula pulau Jawa dan keberadaan Gunung Semeru. Dikisahkan Batara Guru (Shiwa) memerintahkan dewa Brahma dan Dewa Wishnu untuk mengisi pulau Jawa dengan manusia.

Pulau Jawa kala itu mengambang di lautan luas dan terombang-ambing,  senantiasa berguncang. Hikayat, pulau yang berada diantara himpitan pulau-pulau terdekat tak bisa diam.

Pulau ini terus terombang gelombang air laut. Inilah yang menjadi perhatian kedua Dewa untuk menjadikan pulau itu sebagai pilihan unruk hunian para manusia.

Baca Juga: Jadwal Siaran langsung Piala AFF 2021: Timnas Indonesia vs Laos, Plus Susunan Pemain LIVE INEWS Sore Ini

Dewa yang  mendapat mandat Batara Guru, memutuskan untuk me-makukan Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Mahameru di India ke Pulau Jawa, adalah .Dewa Wisnu dan Dewa Brahma.

Atas inisaitif itu para dewa pun menyadari atas tanggungjawab dirinya. Masing-masing Dewa dengan segala kemampuan yang telah dianugrahinya, kemudian sadar apa yang harus dikerjakan dari tiap diri sang Dewa.

Atas insiatif itu, Dewa Wisnu menjelma seekor kura-kura besar dengan tugas menggendong gunung yang ada di India itu dipunggungnya untuk dibawa dan dijadikan paku bumi Pulau Jawa.

Menyadari  gunung yang dibawa oleh Dewa Wisnu tidak aman, Dewa Brahma mengubah dirinya dan menjelma menjadi seekor ular naga raksasa. 

Baca Juga: PENGAKUAN KADES, Predator Seks Herry Wirawan Klaim Lembaga Pendidikan Sudah Diakui Gubernur dan Wagub

Setelah mengubah diri menjadi seekor ular naga raksasa, naga itu membelitkan tubuhnya pada gunung ke badan kura-kura, sehingga gunung itu dapat diangkut dengan aman.

Dengan upaya dan usaha para dewa yang membawa  gunung tersebut, akhirnya pulau Jawa dipaku, dengan cara meletakannya di bagian Barat.

Namun apa yang terjadi setelah para dewa meletakan gunung itu. Ternyata, ujung pulau di bagian Timur terangkat.  Para dewa pun kemudian membelah gunung di pulau Barat untuk dipakukan kembali di ujung bagian Timur.

Nah, ketika gunung Meru dibawa ke Timur, serpihannya tercecer hingga menciptakan jajaran pegunungan di pulau Jawa yang memanjang dari Barat ke Timur.

Lagi-lagi usaha para dewa belum menghasilkan keseimbangan. Hal serupa pun kembali dilakukan. Dan meletakannya kembali di bagian Barat laut.

Baca Juga: Inilah Doa Agar Hutang Cepat Lunas, Ustadz Adi Hidayat Menyebutkan

Penggalan gunung yang tercecer tadi kemudian membentuk Gunung Pawitra, yang sekarang dikenal dengan Gunung Penanggungan. Di bagian utama dari Gunung Meru, tempat bersemayamnya Dewa Shiwa, dikenal dengan Gunung Semeru.

Pada saat Sang Hyang Shiwa datang ke pulau Jawa, dilihatnya banyak pohon Jawawut. Pohon jenis ini adalah sekoi yaitu sejenis serealia berbiji kecil yang pernah menjadi makanan pokok masyarakat Asia Timur dan Asia Tenggara.

Dari penglihatan Sang Hyang Shiwa dengan terhampar permadani pohon Jawawut, tersebutlah nama pulau Jawa.

Dewa Wisnu kemudian menjadi raja pertama dan berkuasa di pulau Jawa dengan nama Kandiawan. Ia mengatur pemerintahan, masyarakat, dan keagamaan.** 

 
 
 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah