Semeru Meletus,   14 Orang Meninggal Dunia, 2.970 Rumah Rusak, Jembatan Putus Ribuan Warga Ngungsi

- 6 Desember 2021, 07:05 WIB
Erupsi Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur telah mengakibatkan banyak korban jiwa dan juga ribuan rumah terdampak awan panas.
Erupsi Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur telah mengakibatkan banyak korban jiwa dan juga ribuan rumah terdampak awan panas. /antara



DESKJABAR- Erupsi Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur telah mengakibatkan banyak korban jiwa dan juga ribuan rumah terdampak awan panas.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mencatat setidaknya ada  2.970 rumah terdampak awan panas guguran Gunung Semeru.

Ribuan warga di daerah yang terdampak awan panas letusan Semeru mengungsi ke Mesjid, sekolah kantor desa dan juga titik yang dianggap aman.

Baca Juga: CIAMIS, Pemilik Suara Mirip Nike Ardila Ziarah Ke Makam Nike Ardila di Imbanagara Ciamis


BPBD Lumajang juga menyebutkan ada  14 orang yang meninggal dunia dan 69 mengalami luka-luka. Warga yang mengalami luka-luka sudah mendapat perawatan di beberapa puskesmas dan rumah sakit di Kabupaten Lumajang.

Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo diambil dari Antara mengatakan hingga pukul 17.00 WIB pihaknua mencatat untuk rumah yang mengalami kerusakan sebanyak 2.970 rumah.

"Dan  13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah juga mengalami kerusakan," katanya Ahad 5 Desember 2021 malam

Jembatan yang putus itu jembatan Gladak Perak akses jalur utama arah Lumajang Malang lewat selatan. Akibatnya warga dua kecamatan yakni  Kecamatan Pronojiwo dan kecamatan Tempursari terisolasi

Warga sama sekali tidak memiliki akses jalan menuju kota Lumajang dan benar-benar terisolasi.

"Akses jalan menuju lokasi pengungsi masih tertutup hujan yang disertai abu vulkanik Gunung Semeru yang masih cukup tebal," katanya.

Kata Wawan Hadi, ribuan warga di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo dan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro mengungsi ke masjid, sekolah dan kantor desa, juga di titik-titik yang dianggap aman dari abu vulkanik Semeru.

Di Kecamatan Pronojiwo tercatat jumlah pengungsi sebanyak 305 orang yang tersebar di SDN Supiturang 04, Masjid Baitul Jadid, SDN Oro Oro Ombo 3, SDN Oro Oro Ombo 2, Masjid Pemukiman Dusun Kampung Renteng.

Baca Juga: Inilah Data Korban Jiwa Gunung Semeru, Korban Luka dan Warga yang Terdampak Letusan Gunung Semeru

Warga juga mengungsi ke Balai Desa Oro Oro Ombo, Balai Desa Sumberurip, SDN Sumberurip, dan sebagian warga mengamankan diri di rumah keluarganya di sekitar ketinggian Dusun Kampung Renteng dan Dusun Sumberbulus.

Sedangkan di Kecamatan Candipuro tercatat jumlah pengungsi sebanyak 409 orang yang tersebar di Balai Desa Sumberwuluh, Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumbermujur, Dusun Kampung renteng dan Dusun Kajarkuning di Desa Sumberwuluh, dan di Kantor Camat Candipuro.

Di Kecamatan Pasirian juga terdapat pengungsi sebanyak 188 orang yang tersebar di Balai Desa Condro, Balai Desa Pasirian, Masjid Baiturahman, dan Masjid Nurul Huda.

Wawan Hadi juga menyebutkan untuk kebutuhan makanan, para pengungsi sudah ada dapur umum yang bisa dimanfaatkan masyarakat.

Dapur umum tersebut dibantu  di Balai Desa Penanggal dan dikomando oleh PMI. Sedangkan dapur umum yang ada di Balai Desa Sumberwuluh dikomando oleh Tagana Dinsos, di Kecamatan Pronojiwo.

Sementara itu, pada  Ahad pukul 10.09 WIB terekam getaran banjir amplitudo maksimal 37 mm. Dan pada pukul 10.40 WIB terekam getaran banjir amplitudo maksimal 20 mm pada seismograf Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur.

Untuk saat ini kata Wawan Hadi kegiatan difokuskan pada evakuasi korban dan sub Posko bantuan juga pengungsi.

Pencarian dan evakuasi korban dampak awan panas guguran dilakukan dengan  menggunakan alat berat emulator di Kebondeli Selatan.

Aktivitas Gunung Semeru pasca erupsi, meletu  pada Sabtu 4 Desember 2021 masih tahap evakuasi. Gunung Semeru yang terletak di Pulau Jawa tersebut menyemburkan lava panas dan awan tebal pada Sabtu sore kemarin.

Erupsi Gunung Semeru tersebut menimpa wilayah Kabupaten Lumajang Jawa Timur sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.Aktivis Gunung Semeru saat ini masih dalam pemantauan

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati dan beraktivitas di luar radius rawan bencana, yakni 1 kilometer (km) dari kawah/puncak Gunungapi Semeru.

"Aktivitas Gunungapi Semeru saat ini tetap di Level II (Waspada), untuk itu diimbau kepada masyarakat untuk mematuhi rekomendasi dari Badan Geologi, tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak G. Semeru dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono pada Konferensi Pers Update Terkini Gunungapi Semeru, Minggu 5 Desember 2021.

Selain itu menurut Eko Budi Lelono perlu diwaspadai juga potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak G. Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.

Baca Juga: MENGEJUTKAN, Kisah Novia Widyasari, Mahasiswi Cantik Bunuh Diri Di Samping Makam Ayahnya, Pengakuan Ibundanya

Terkait peningkatan aktivitas Gunungapi Semeru, Kementerian ESDM melalui Badan Geologi telah memberikan informasi kepada para pemangku kepentingan di daerah sejak tanggal 1 Desember 2021.

Dalam hal ini telah terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara.

Menurut Eko Budi Lelono, sudah ada peningkatan (aktivitas Gunungapi Semeru) pada tanggal 1 Desember 2021. Sudah terjadi awan panas guguran dan hal ini sudah kami sampaikan kepada para stakeholder di daerah melalui grup WhatsApp.***

 

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x