DESKJABAR – Aktivis anti korupsi, Novel Baswedan, mengatakan, perang opini bersifat jungkir balik dilakukan di Indonesia oleh sejumlah pihak dengan framing atau stigma.
Novel Baswedan mengatakan, salah satu contoh adalah ketika dirinya masih bekerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), banyak upaya dilakukan pihak tertentu membuat framing atau stigma tidak benar.
“Memang, kebohongan yang terus dihembuskan diulang-ulang, akhirnya orang mengira menjadi benar,” ujar Novel Baswedan melalui channet YouTube miliknya, Novel Baswedan, diunggah Jumat, 15 Oktober 2021.
Novel Baswedan mengatakan, isu anti korupsi merupakan sesuatu sangat penting.
Baca Juga: Novel Baswedan Menjelaskan Munculnya Tudingan Sebagai Taliban dan HTI di KPK
Dalam suatu upaya memajukan suatu bangsa, isu masalah korupsi sering muncul. Begitu pula dengan penegakan hukum.
“Bayangkan, ketika penegakan hukum terjadi masalah korupsi, maka ketidakadilan dan pelanggaran hak azasi manusia, yang sering mengganggu kita,” ujarnya.
Namun, katanya, persoalan itu tidak tersampaikan oleh media secara cukup lengkap.
Karena itu, menurut dia, termasuk melalui channel YouTube miliknya, Novel Baswedan akan dimanfaatkan untuk membicarakan masalah anti korupsi, investigasi, integritas, dan lain-lain.