Jawa Barat akan Mengalami Lonjakan Kematian dan Kesembuhan Covid-19

- 11 Agustus 2021, 19:57 WIB
Dua alat berat berada di TPU khusus pasien COVID-19, Situgede, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021).  Kementerian PUPR menyerahkan bantuan dua unit alat berat berupa ekskavator kepada Pemkot Bogor untuk membantu mempercepat penggalian makam bagi jenazah pasien COVID-19 yang angka kasus kematiannya meningkat di Kota Bogor. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/rwa.
Dua alat berat berada di TPU khusus pasien COVID-19, Situgede, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021). Kementerian PUPR menyerahkan bantuan dua unit alat berat berupa ekskavator kepada Pemkot Bogor untuk membantu mempercepat penggalian makam bagi jenazah pasien COVID-19 yang angka kasus kematiannya meningkat di Kota Bogor. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/rwa. /ARIF FIRMANSYAH

DESKJABAR – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menduga akan terjadi lonjakan kematian dan kesembuhan Covid-19 selama dua pekan depan.

Adalah Jawa Barat termasuk yang diduga akan mengalami lonjakan kematian sekaligus kesembuhan Covid-19.

Namun Kemenkes menilai, dugaan ini akan sangat dipengaruhi anomali dalam perkembangan kasus Covid-19.

Tenaga Ahli Kemenkes RI Panji Fortuna Hadisoemarto, di Jakarta, Rabu, 11 Agustus 2021, mengatakan, lebih dari 50 ribu kasus aktif saat ini adalah kasus yang sudah lebih dari 21 hari tercatat, namun belum dilakukan pembaruan data.

Baca Juga: Keripik Talas, Ini Tips Cara Membuat Berkualitas Bagus, Agar Rasa Lebih Enak dan Gurih

Menurut dia, Kemenkes sedang mengkonfirmasi status lebih dari 50 ribu kasus aktif.

“Jadi, beberapa hari ke depan akan ada lonjakan di angka kematian dan kesembuhan yang bersifat anomali dalam pelaporan perkembangan kasus Covid-19,” ujar Panji Fortuna melalui keterangan tertulis.

Namun, katanya, fenomena ini justru akan menjadikan pelaporan Kemenkes lebih akurat lagi.

Kemenkes juga menilai, anomali data kematian akibat Covid-19 di Indonesia, dipengaruhi keterlambatan pemerintah daerah dalam memperbarui laporan.

Baca Juga: RS Pindad Bandung Kini Memiliki 13 Ruangan ICU, Tingkatkan Kemampuan Penanganan Covid-19

Mengapresiasi pemda

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI Widyawati, menyebutkan, tingginya kasus di beberapa pekan sebelumnya, membuat daerah belum sempat memasukkan atau memperbarui data ke sistem National All Record (NAR) Kemenkes.

Menurut Widyawati peristiwa kematian pasien Covid-19 dalam kurun sepekan hingga sebulan terakhir di daerah kemudian terakumulasi dan dilaporkan kepada Kemenkes.

Akibatnya, Kemenkes merilis angka kematian harian akibat Covid-19 yang cenderung tinggi dalam tiga pekan terakhir.

“Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki kontribusi paling besar dalam angka kematian di tingkat nasional,” ujar Widyawati, dikutip Antara.

Baca Juga: Rumah Sakit Pindad Melayani Vaksinasi Gotong Royong di Kota Bandung

Ia mengatakan keterlambatan dalam pembaruan pelaporan dari daerah akibat keterbatasan tenaga kesehatan dalam melakukan input data saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 di daerah pada beberapa pekan lalu.

“Lonjakan anomali angka kematian seperti ini akan tetap kita lihat, setidaknya selama dua pekan ke depan,” katanya.

Kementerian Kesehatan, kata Widyawati, mengapresiasi pemerintah daerah yang telah melakukan pembaruan data sesegera mungkin.

“Tentunya ini tidak mengurangi semangat kita untuk terus berpacu menyampaikan data yang transparan dan 'realtime' kepada publik,” katanya. ***

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x