Waspada! Inilah Cara Bedakan Alat Tes Swab Antigen Baru dan Bekas

- 1 Mei 2021, 17:23 WIB
Dokumentasi - Warga menjalani "swab test" di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta,beberapa waktu lalu.
Dokumentasi - Warga menjalani "swab test" di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta,beberapa waktu lalu. /ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/

DESKJABAR – Belakangan ini ramai informasi terkait adanya penyalahgunaan alat tes swab antigen bekas di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, untuk digunakan kembali. Padahal. alat tersebut merupakan alat sekali pakai dan akan dibuang setelah digunakan.

Untuk mewasadai bagaimana cara mengidentifikasi penggunaan alat swab antigen yang memang masih baru dan bagaimana cara penggunaan alat swab yang baik dan benar, ahli Patologi Klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang yang juga merupakan lulusan Universitas Diponegoro Semarang dr. Hadian Widyatmojo, Sp.PK, mengimbau agar sebelum melakukan swab antigen, baik antigen maupun PCR, masyarakat perlu memastikan bahwa alat swab yang digunakan masih berada di dalam kemasan dan tersegel.

Masyarakat dapat meminta petugas swab untuk memperlihatkan bahwa alat swab antigen masih baru di dalam kemasan dan dibuka di depan pasien. Petugas juga akan menanyakan ulang nama pasien sebelum melakukan pemeriksaan untuk menghindari kesalahan identitas pasien.

Baca Juga: Hari Buruh 2021, Ini Bantuan dari Menaker Ida Fauziyah untuk Pekerja dan Buruh yang di-PHK

"Anda bisa mencurigai jika tidak melihat alat swab tersebut dibuka dari tempatnya di depan Anda," ujar dr. Hadian melalui keterangannya, Sabtu, 1 Mei 2021.

Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Barat dr. Dwi Fajaryani, Sp.PK, menambahkan, sebelum dilakukan pemeriksaan, petugas wajib menunjukkan kepada pasien bahwa alat swab antigen masih dalam kemasan sebelum dipakai.

"Petugas akan membuka bungkus plastiknya sesaat sebelum tindakan swab untuk menjaga agar alat tersebut tetap steril dan mencegah kontaminan," ujar dr. Dwi.

Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Makassar dr. Selvi Josten, Sp.PK, mengatakan bahwa seluruh alat swab tidak dapat digunakan kembali. Alat tersebut merupakan alat sekali pakai dan akan dibuang setelah digunakan.

“Penggunaan reusable alat swab sangat berisiko tinggi pada kesehatan dan penyebaran infeksi virus Covid-19 kepada pasien lainnya. Pastikan alat swab antigen tersebut masih baru dan perhatikan perlekatan kemasannya harus dalam keadaan sempurna seperti dari pabrik (bukan memakai lem atau double tape),” ujar dr. Selvi.

Baca Juga: Hat-hati Beli Makanan Takjil, Dinkes Kota Tangerang Temukan 21 Sampel Makanan Takjil yang Berbahaya

Selain ditunjukkan dengan alat swab antigen yang tersegel di dalam kemasan, dr. Selvi mengatakan masyarakat juga dapat memperhatikan indikasi-indIkasi lain untuk mendeteksi apakah alat swab tersebut adalah alat swab baru atau lama seperti permukaan swab stik berwarna putih bersih, masih mulus atau tidak kelihatan bergerigi, serta tidak beraroma.

Selama pengambilanya betul dan aman serta menggunakan alat yang direkomendasi dan memiliki izin edar, maka hasil pemeriksaan swab tersebut bisa dipertanggungjawabkan.

Masyarakat bisa menanyakan izin edar tersebut pada faskes (fasilitas kesehatan) terkait merek atau tanggal kadaluarsa alat yang digunakan. Umumnya sebuah alat swab antigen bisa bertahan bertahun tahun dari masa produksinya.

"Alat swab Ag harus mempunyai Nomor Ijin Edar (NIE) dari Kementerian Kesehatan. Pasien dapat meminta petugas untuk diperlihatkan Sertifikat NIE dari Vendor Alat," ujar dr. Selvi.

Lebih lanjut, selama pemeriksaan swab antigen atau PCR dilakukan oleh petugas yang telah terlatih, maka hasil pemeriksaan dapat dipertanggungjawabkan karena para petugas telah memiliki sertifikat pelatihan.

Baca Juga: Humor Sueb Edisi Ramadhan: Orasi Politik

Keakuratan hasil dapat diperoleh dari laboratorium yang terstandarisasi serta didukung oleh tenaga terampil dan terlatih. Di samping itu, terdapat Dokter Spesialis Patologi Klinik sebagai penanggung jawab hasil pemeriksaan swab, baik antigen maupun PCR.

“Penggunaan alat swab harus dilakukan oleh tenaga terlatih dari laboratorium yang terstandar. Terdapat teknik dan perlakuan khusus mulai saat persiapan, pemeriksaan, hingga pengelolaan limbah infeksius,” ujar dr. Selvi.

Ada pun penggunaan alat swab antigen yang tepat yaitu dengan cara memasukkan ke rongga hidung sampai batas nasopharings, ke rongga mulut sampai batas oropharings, lalu diusap bolak balik dengan stik swab.

“Penggunaan alat swab yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi berbahaya termasuk perdarahan hidung,” pungkasnya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah