BMKG Ajak Pemda Gencarkan Sosialisasi Kesiapsiagaan Bencana Ke Masyarakat

- 15 April 2021, 13:29 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta pemerintah  daerah meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan penyiapan rambu-rambu dan jalur evakuasi, juga tempat evakuasi yang layak dan memadai.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta pemerintah daerah meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan penyiapan rambu-rambu dan jalur evakuasi, juga tempat evakuasi yang layak dan memadai. /Twitter/@InfoHumasBMKG/

DESKJABAR - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta pemerintah  daerah meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan penyiapan rambu-rambu dan jalur evakuasi, juga tempat evakuasi yang layak dan memadai.

BMKG pun mengajak Pemda untuk bersama menggencarkan sosialisasi/literasi/edukasi kesiapan dan ketangguhan masyarakat terhadap bencana, dengan cara membangun sikap budaya selamat.

Langkah kesiapsiagaan ini juga perlu dibarengi gerakan penghijauan dengan tanaman yang tepat di tempat kritis/rawan bencana, seperti di puncak dan lereng gunung rawan longsor, di sepanjang bantaran sungai rawan banjir/banjir bandang, atau di sepanjang pantai rawan tsunami.
 
Baca Juga: Berat Jika Andalkan APBD untuk Urus GBLA, Pengelolaan Stadion Megah Itu pun Dilelang

Imbauan tersebut ditujukan bagi daerah yang berstatus rawan gempa dan tsunami seperti Mentawai, Bengkulu, Sumatera Barat, Lampung, Selat Sunda-Banten, Selatan Jawa, Selatan Bali, Sulawesi Utara-Laut Maluku, Sorong, dan Lembang.

Mengutip dari akun Twitter, @InfoHumasBMKG, Kamis, 15 April 2021, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengemukakan imbauan itu saat mengunjungi Pantai Sendang Biru dan Pantai Tamban di Kabupaten Malang.
 
Ia mengatakan, masyarakat juga harus ditingkatkan pengetahuannya mengenai bencana dan bagaimana melakukan evakuasi mandiri saat bencana terjadi.
 
Baca Juga: Sebut KLB Tidak Sah, PPIA ITB Siap Gelar Kongres Nasional dan Pemilihan Ketua IA ITB, 16-17 April 2021

Menurut dia. pemda juga harus melakukan upaya mitigasi yang konkret, seperti membangun rumah atau bangunan tahan gempa, menata ruang pantai yang aman tsunami, belajar cara evakuasi mandiri, dan meningkatkan kemampuan dalam merespons peringatan dini.

"Masih banyak yang menganggap sepele hal ini. Padahal ancaman gempa dan tsunami ini nyata dan bisa sewaktu-waktu terjadi," tuturnya.

Dwikorita Karnawati mencontohkan soal jalur evakuasi yang masih banyak yang kurang layak. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengganggu dan membahayakan warga yang hendak mengungsi jika jalur evakuasi tersebut dibutuhkan.
 
Baca Juga: Inilah Delapan Kandidat Ketua Ikatan Alumni ITB 2021-2026 yang Ikut Pemilihan Besok

Jika rambu-rambu tersedia, kondisi jalur evakuasi baik, shelter tempat evakuasi yang memadai, masyarakat dan aparat sudah sering berlatih evakuasi, bangunan menerapkan struktur tahan gempa, dan tata ruang menghindari zona, maka jumlah korban jiwa akan jauh lebih sedikit

Dalam kunjungannya ke Pantai Sendang Biru dan Pantai Tamban, Kabupaten Malang, Dwikorita Karnawati secara langsung melakukan inspeksi jalur evakuasi gempa dan tsunami. 

"Hasilnya, didapati jalur evakuasi tersebut masih jauh dari kata layak, meski telah memiliki rambu-rambu evakuasi," katanya.
 
Baca Juga: Kepala Sekolah Sebuah Mts di Cianjur Selatan Ditangkap Polisi Usai Gelar Pesta Narkoba

Selanjutnya, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan hampir semua wilayahnya berstatus merah, memiliki riwayat diterjang tsunami pada 1996 dan 2004. Banjir rob sering pula terjadi di wilayah desa tersebut. 

"Bahkan relawan menyampaikan pula aspirasi masyarakat untuk relokasi," ucap Dwikorita Karnawati.***
 

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Twitter/@InfoHumasBMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x