61 Petani Muda Magang ke Taiwan Belajar Teknik Agrobisnis

21 April 2024, 05:30 WIB
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi (tengah) menghadiri pelepasan para petani muda untuk magang pada bidang agrobisnis di Taiwan. /ANTARA/HO-Kementan/

DESKJABAR - Sebanyak 61 orang petani muda akan diberangkatkan ke Taiwan untuk magang dan mempelajari teknik agrobisnis oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP).

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, program magang ini merupakan hasil kerja sama BPPSDMP melalui program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) dengan Taipei Economic and Trade Office (TETO).

"Pada Oktober 2024 program tersebut akan kembali memberangkatkan 40 petani muda untuk magang ke luar negeri," ujarnya.

Kepada peserta magang petani muda yang akan diberangkatkan, Dedi berpesan di Taiwan agar belajar dengan tekun menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, seraya mengingatkan bahwa mereka adalah duta bangsa.

Baca Juga: Sengketa Pilpres 2024: Pakar Hukum Tata Negara UI  Yakin, MK Tak Akan Diskualifikasi Gibran

Baca Juga: Kisah Inspiratif 2 Perempuan Pengusaha Sukses Jalankan Bisnis Ramah Lingkungan

"Ingat, tujuan kalian dikirimkan ke sana sebagai peserta magang, untuk magang, bekerja, belajar, menimba ilmu untuk nantinya pengalaman dan ilmu tersebut diterapkan di tempat asal. Taati peraturan dan norma hukum di sana," kata Dedi dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu 20 April 2024.

Dedi juga mengingatkan bahwa budaya Taiwan adalah kerja keras. Taiwan terkenal dengan etos kerja yang luar biasa pada segala bidang mulai dari perkantoran hingga ke sawah.

"Jadi kalian harus siap untuk kerja keras. Kerja keras dan mentaati peraturan dan norma hukum di Taiwan," ujarnya

Dedi yang pernah menjadi pemagang di Jepang juga mengingatkan bahwa para pemagang akan bertemu langsung dengan pakar agrobisnis Taiwan dan untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya.

Segera beradaptasi

Tak kalah penting kata Dedi, para pemagang untuk tekun belajar bahasa setempat dan menekankan pemagang untuk segera beradaptasi dengan tiga hal sbb:

  • Pertama, iklim dan cuaca di Taiwan berada di wilayah peralihan tropis ke subtropis, tidak terlalu dingin, tidak sampai turun salju.
  • Kedua, harus dapat beradaptasi dengan makanan, jangan ragu yang penting makanan halal, ikan dan ayam banyak dan Taiwan sangat peduli tentang status halal. Makanannya enak-enak tidak kalah dengan rawon atau rujak cingur.
  • Ketiga, carilah teman orang Taiwan sebanyak banyaknya. Bagaimana caranya, kuasai bahasa. Dengan banyak praktek bicara, jangan takut kalau pelafalannya salah, mereka mengerti.

Baca Juga: Keberangkatan Jamaah Haji Indonesia 2024 Mulai Kapan? Ini Jadwal Lengkapnya!

Baca Juga: Tragis, Pelajar di Sukabumi Meninggal Saat Ikut Seleksi Paskibra

Sementara itu, Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Kapusdiktan) Idha Widi Arsanti menjelaskan jika durasi magang berlangsung selama satu tahun dan tidak tertutup kemungkinan diperpanjang untuk menjadikan pemagang sebagai specialized skill worker (SSW).

"Di sana mereka akan belajar proses agribisnis dari hulu sampai akhir, dari produksi sampai dengan marketing. Dan pada akhirnya bagaimana kita menciptakan pelaku agribisnis Indonesia, dari petani muda ini," katanya.

Idha juga menambahkan pengiriman petani muda untuk magang ini bukan pertama kalinya dilaksanakan oleh BPPSDMP. Pada 2023 BPPSDMP melalui program YESS telah mengirimkan peserta Magang Taiwan sejumlah 99 orang.

"Para peserta magang dari Indonesia bersaing dengan peserta dari negara lain, dan perusahaan penerima peserta memang lebih menyukai peserta dari Indonesia karena dinilai taat dan penurut," tutupnya.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler