77 WNI di Malaysia Terancam Hukuman Mati, Kemlu Upayakan Pembebasan

6 Maret 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi hukuman mati - Kemlu berupaya membebaskan 77 WNI dari hukuman mati di Malaysia. /ANTARA/HO/pri/

DESKJABAR - Sebanyak 77 warga negara Indonesia (WNI) kini terancam hukuman mati di Malaysia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) tengah berupaya membebaskannya, menyusul penghapusan hukuman mati wajib di negara itu.

Disebutkan, enam perwakilan RI telah melakukan kunjungan resmi ke Malaysia dan mencatat, 77 WNI telah dijatuhi hukuman mati atau hukuman seumur hidup.

Berdasarkan regulasi hukum setempat, mereka yang terancam hukuman mati bisa mengajukan peninjauan kembali (PK) ke Mahkamah Persekutuan Malaysia agar hukumannya diringankan.

“Kita akan tunjuk pengacara untuk melakukan pendampingan hukum agar bisa memanfaatkan revisi hukuman (mati) mereka yang sudah inkrah, agar diturunkan menjadi hukuman penjara dengan rentang 30-40 tahun,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Judha Nugraha dalam konferensi pers di Jakarta.

Baca Juga: Ada 7 Bansos Cair Maret Jelang Ramadhan dan Sebelum Lebaran 2024, Anda Penerima? Cek di Sini!

Baca Juga: PUNYA Cadangan 7000 Ton, Bulog Jamin Stok Beras untuk Ramadhan 2024 di Priangan Timur Aman

Menurut Judha, dari jumlah tersebut, 61 kasus tercatat di seluruh Semenanjung, delapan kasus di wilayah kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu.

"Kemudian enam kasus di wilayah kerja KJRI Kuching, serta dua kasus lagi di wilayah kerja Konsulat Republik Indonesia (KRI) Tawau", unkapnya.

Sebagai informasi, pada 16 Juni 2023, Pemerintah Malaysia mengesahkan dua undang-undang (UU) penghapusan hukuman mati wajib melalui Act 846 Abolition of Mandatory Death Penalty Act 2023 dan Act 847 Revision of Sentence of Death and Imprisonment for Natural Life (Temporary Jurisdiction of the Federal Court) Act 2023.

Melalui UU tersebut, otoritas Malaysia menghapus sifat “wajib” atau mandatory pada hukuman mati dengan menambahkan alternatif hukuman penjara paling singkat 30 tahun penjara dan paling lama 40 tahun penjara.

“Yang perlu disoroti bahwa ini bukan berarti menghapuskan hukuman mati di Malaysia, tetapi menghapuskan mandatory death penalty,” kata Judha.

Baca Juga: Obesitas Anak di Indonesia Meningkat, Solusinya Ciptakan Lingkungan yang Mendukung

Dia menjelaskan bahwa saat ini terdapat 11 kategori tindak kejahatan yang pelakunya dapat diancam dengan hukuman mati di Malaysia, tetapi dengan adanya penghapusan sifat wajib tersebut, hakim memiliki diskresi untuk menjatuhkan hukuman selain hukuman mati, yaitu hukuman penjara 30-40 tahun.

Mengingat UU penghapusan hukuman mati wajib bersifat restoratif dan untuk menjamin keadilan, otoritas Malaysia mengesahkan pula UU revisi hukuman mati yang memfasilitasi kasus-kasus yang sudah inkrah agar bisa dikaji kembali.

“Jadi memberi kewenangan kepada Mahkamah Persekutuan di Malaysia untuk meninjau kembali kasus-kasus tersebut,” tutur Judha.***

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler