Transportasi Sebab Utama Polusi Udara di Jakarta, Ini Manfaat Program Konversi Motor Listrik Bagi Lingkungan

22 Agustus 2023, 16:33 WIB
Ilustrasi polusi udara di Jakarta yang menurut Profesor Zubairi Djoerban dapat diatasi. /Pixabay/Gerd Altmann/

DESKJABAR - Saat ini isu mengenai polusi udara menjadi sorotan masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Mengutip dari paparan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, terkait peningkatan kualitas udara di Jabodetabek pada Rapat Terbatas Kabinet di Istana Negara, Senin 14 Agustus 2023, bahwa sektor transportasi pengguna bahan bakar merupakan penyumbang polusi udara paling besar di Jakarta.

Baca Juga: Terus Tambah Ketersediaan Bengkel, Pemerintah Pacu Program Konversi Motor Listrik

Ada beberapa program yang dilakukan pemerintah dalam upaya untuk mengurangi polusi udara yang sedang membayang-bayangi kota-kota di Indonesia, salah satunya program konversi penggerak motor bahan bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai.

Program tersebut merupakan langkah yang positif dalam mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca. Melalui program ini, pemerintah berusaha untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan daripada kendaraan bermesin bakar.

Baca Juga: Polusi Udara Kota Bandung Masuk Kategori Sedang, DLH Kota Bandung Akan Masifkan Uji Emisi Kendaraan

Beberapa manfaat dari program konversi motor listrik termasuk:

  1. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca: Kendaraan listrik tidak menghasilkan emisi dari knalpot sehingga dapat membantu mengurangi tingkat polusi udara dan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim.
  2. Penurunan Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil: Kendaraan listrik menggunakan listrik sebagai sumber tenaga, yang dapat dihasilkan dari berbagai sumber energi termasuk energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidro.
  3. Efisiensi Energi yang Lebih Tinggi: Kendaraan listrik umumnya memiliki efisiensi energi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan bermesin bakar, karena tidak ada kerugian energi akibat proses pembakaran dan transmisi.
  4. Biaya Operasional yang Lebih Rendah: Kendaraan listrik cenderung memiliki biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan bermesin bakar karena harga listrik lebih stabil dan biasanya lebih murah dibandingkan bahan bakar fosil.
  5. Diversifikasi Industri Otomotif: Dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik, pemerintah dapat mendorong perkembangan industri otomotif yang berfokus pada teknologi listrik, seperti pengembangan baterai, sistem pengisian, dan teknologi terkait.

Namun, penting untuk memperhatikan beberapa aspek dalam menjalankan program konversi ini:

Baca Juga: DAMPAK Polusi Parah di Kota Jakarta Dahsyat, Ada Ribuan Kematian dan Kerugian Ekonomi Capai Rp 21,5 Triliun

  1. Infrastruktur Pengisian: Ketersediaan infrastruktur pengisian baterai menjadi faktor kunci dalam keberhasilan program ini. Diperlukan pengembangan stasiun pengisian baterai yang mudah diakses oleh pengguna kendaraan listrik.
  2. Ketersediaan dan Harga Baterai: Ketersediaan baterai yang berkualitas dan dengan harga terjangkau menjadi hal penting dalam menjalankan program konversi ini. Baterai yang mahal dapat menjadi hambatan dalam adopsi kendaraan listrik.
  3. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Pemerintah perlu melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat kendaraan listrik dan menjelaskan proses konversi serta perbedaannya dengan kendaraan bermesin bakar.
  4. Regulasi dan Insentif: Pembuatan regulasi yang mendukung kendaraan listrik serta penyediaan insentif bagi pemilik kendaraan bermesin bakar yang ingin mengkonversi kendaraannya menjadi listrik juga dapat menjadi faktor penentu keberhasilan program ini.

Program konversi penggerak motor bakar menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai perlu dijalankan dengan cermat dan terencana agar dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang.***

 

Pantau berita berita Desk Jabar lainnya di GOOGLE NEWS.

Editor: Yedi Supriadi

Tags

Terkini

Terpopuler