DESKJABAR - Budayawan Sunda yang mantan Kapolda Jawa Barat dan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan memperingatkan, agar para tokoh di luar suku Sunda tidak perlu ikut campur memberi pendapat tentang perubahan nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Sunda.
“Menurut saya pribadi –saran penggantian nama jadi Sunda—itu menyesatkan dan menjerumuskan. Jika Anda semua di luar Suku Sunda mendukung pembentukan Provinsi Sunda, apakah Anda juga berkeinginan untuk membentuk provinsi Anda dengan nama suku Anda sendiri?”, kata Anton kepada DeskJabar, Rabu 11 November 2020 malam.
Baca Juga: Anton Charliyan, Kualat Jika Jawa Barat Diganti Jadi Provinsi Sunda
Baca Juga: Menguak Misteri Batu Melingkar Salawu, Ada Jejak Budaya Nenek Moyang Sunda Pra-Hindu dan Budha
“Jika tidak mau, ya tidak usah ikut campur. Jika iya, sudah jelas dengan nama suku akan berpotensi terbangunnya semangat etnik kesukuan yang mengarah kepada mayoritas dan minoritas. Dimana hal ini sangat bertentangan dengan jiwa Pancasila sila ke 3. Yang masih ngotot artinya tidak faham Pancasila, nasionalisme serta empat konsensus dasar kebangsaan”, tambah Anton.
Abah Anton –demikian panggilan akrabnya—menegaskan hal itu untuk mengomentari statemen Fadli Zon. Wakil Ketua DPR periode 2014-2019 itu kepada ANTARA di Bandung mengatakan, mendukung perubahan nama Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi Provinsi Sunda.
“Hal itu dapat memperkuat aspek kebhinekaan masyarakat Tanah Air. Nama Sunda memiliki nilai sejarah yang cukup kuat di Indonesia, sehingga penggunaan nama Provinsi Sunda bisa memperkuat identitas bangsa dan kebhinekaan”, ujarnya Selasa, 10 November 2020
Namun Fadli Zon tidak menampik usulan perubahan nama itu berpotensi mendapat pro dan kontra di tengah masyarakat. Maka dari itu, ia mengatakan perlu adanya musyawarah yang dilakukan oleh berbagai tokoh di Jawa Barat.
Rawan perpecahan