Banjir Tasikmalaya, Seret Mobil dan Rendam 270 Rumah, Ada yang Sampai Atap

- 13 Oktober 2020, 09:44 WIB
WARGA di Karangnunggal, Tasikmalaya Selatan, Selasa menjala ikan di genangan air banjir yang masih melanda daerah mereka, Selasa 13 Oktober 2020.***
WARGA di Karangnunggal, Tasikmalaya Selatan, Selasa menjala ikan di genangan air banjir yang masih melanda daerah mereka, Selasa 13 Oktober 2020.*** /Zair Mahessa/DeskJabar/


DESKJABAR – Dari 12 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, Jabar yang terkena bencana alam, Kecamatan Bantarkalong, Cipatujah dan Karangnunggal merupakan yang terparah.

Di tiga wilayah ini, sebanyak 270 rumah warga terendam dan dua unit mobil sempat terseret banjir bandang akibat  meluapnya Sungai Cilangla, Senin 12 Oktober 2010.

Hingga Selasa pagi ini, ratusan warga yang rumahnya terimbas bencana masih  mengungsi di Desa Cikupa, Kecamatan Karangnunggal. Mereka khawatir banjir bandang akan terjadi lagi karena hujan deras kembali mengguyur.

“Di daerah saya, Karangnunggal banjir memang sering terjadi setiap musim hujan. Namun banjir bandang seperti ini merupakan yang terbesar tinggi air banjir mencapai 1,5 meter”, kata Tedi (55), warga Karangnunggal yang dihubungi via telepon, Selasa 13 Oktober 2020.

Baca Juga: Horee..!! BLT diperpanjang Hingga 2021, Segera Cek Persyaratannya

Dikatakan Tedi, biasanya banjir dalam beberapa jam sudah surut lagi. Tapi kini dalam semalam hanya beberapa senti saja surutnya. Daerah yang paling parah terjadi di Kampung Segog dan Cikeruh, Desa Cikupa. Bahkan di kampung Segog banyak warga tidak bisa kemana-mana karena daerahnya dikepung banjir.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, Irwan, kepada wartawan menuturkan, banjir bandang di tiga kecamatan itu terjadi seusai hujan deras. Tidak ada korban jiwa hanya tercatat dua mobil di Pamijahan terseret air bah, 270 rumah sempat terendam di antaranya ada yang sampai atap rumah.

Hari ini, menurut dia, banjir bandang di tiga lokasi kecamatan yang berbeda tersebut berangsur surut. Namun, warga di sekitar lokasi bencana banjir masih khawatir terjadi banjir susulan karena intensitas hujan masih terjadi. Petugas BPBD  masih siaga di lokasi kejadian.

Baca Juga: Andreas Parera : Nasib Guru Honorer Belum Ada Solusi

"Kami imbau kepada warga khsusunya di daerah Tasikmalaya Selatan untuk selalu waspada saat cuaca buruk melanda sekarang ini. Bencana longsor dan banjir bisa saja terjadi lagi karena hujan masih terus turun," kata Irwan.

Sebelumnya, dilaporkan bencana longsor dan banjir menerjang 11 kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya, akibat cuaca buruk hujan deras mengguyur tak henti-hentinya sejak Minggu (11/10/2020) sampai Senin (12/10/2020) dini hari.

Di Kecamatan Gunungtanjung, seorang warga bernama Abdul Rohman (83) pensiunan guru warga Kampung Anteg Hilir, RT/RW 03/13, Desa Melati, meninggal tertimpa material bangunan akibat rumahnya hancur tertimbun longsoran tanah.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x