DESKJABAR – Kawasan Kabupaten Garut, Jawa Barat dikenal memiliki alam indah dengan tanah pertanian yang subur. Tetapi dibalik anugerah kesubuhan tanah di Garut, ternyata pernah menyimpan cerita sedih, yaitu kelaparan yang menimpa sebagian warganya.
Cerita tentang pernah terjadinya kelaparan di Garut kini sudah hilang ditelan zaman, apalagi generasi anom sekarang mungkin akan kebingungan atau tidak percaya mendengarnya. Tetapi itulah, ada kejadian menyedihkan bahwa di Garut pernah banyak orang kelaparan sehingga memakan apa pun.
Kondisi kelaparan di Garut, berawal dari produksi beras di kabupaten itu anjlok. Kemungkinan, sebagai dampak kemarau panjang, sehingga pada sebagian wilayah di Garut menjadi kering kerontang dan tanaman-tanaman pertanian mati.
Baca Juga: Mendaki Gunung Cikuray Garut, Anda Lapar ? Tenang, Ada yang Jualan Bakso di Puncaknya
Begini situasinya
Kenangan pernah adanya zaman kelaparan di Garut, masih diingat salah seorang senior perajin kerupuk kulit di Sukaregang, yang usianya pada tahun 2012 adalah 77 tahun. Ia menceritakan, bahwa sebelum tahun 1980-an produksi kerupuk kulit, dorokdok, sepatu, dan jaket di Sukareang terbuat dari kulit kerbau.
Disebutkan, rasa kerupuk kulit dari bahan kuit kerbau rasanya lebih gurih dan lebih lembut. Pada waktu itu, bahan-bahan kulit kerbau dikenal tanpa pengawet, bahkan boleh dikatakan belum mengenal pengamet dari bahan kimia.
Karena bahannya dari kulit kerbau,sepatu kulit dan jaket kulit buatan Sukarengang sangat nyaman dipakai. Sebab, sepatu dan jaket kulit berbahan kulit kerbau lebih lentur dibandingkan dibuat dari kulit sapi.
Ia mengenang, antara tahun 1957-1958, di Garut pernah terjadi kelaparan. Dalam kondisi banyak orang menjadi miskin dan tidak punya uang, mereka makan apa pun yang ditemui bisa dimakan.
Baca Juga: Kopi Arabika Bourbon Asal Garut, Skor Cita Rasa 8,6, Disukai Kalangan Muda di Bandung