Diakui Ii, bahwa baru tahun tahun inilah momentum literasi mulai muncul dengan banyak mempublish karya literasi SMAN 7. Halnya karya para guru dan alumni yang telah membuat buku.
"Nah bisa seperti ini karena banyak masukan dan motivasi sehingga kami menyadari bahwa literasi itu menjadi kata kunci," ucap Ii.
Artinya bahwa bagaimana SMAN 7 bisa mengangkat citranya sendiri sebagai lembaga di mata dunia pendidikan. Karena saat ini atau jaman medsos tak bisa lepas dari bagaimana literasi. "Dimana literasi sendiri adalah bagaimana kita bisa membuat karya tulis menulis atau karya ilmiah," ungkap Ii.
Disamping itu, tambahnya, pihaknya telah merencanakan pengembangan literasi di bidang pembinaan keagamaan, kerohanian. Yaitu bagi seorang muslim bisakah membaca dan menulis Al Qur'an. "Bisa saja ada anak yang ditemukan belum bisa baca dan menulis Al Qur'an. Karena di situ ada Iqro yang artinya baca," tuturnya.
Hal lain disampaikan Wakasek Kesiswaan SMAN 7, Asep Mahya, S.Pd. Menurutnya literasi memiliki kaitan dengan kurikulum, kesiswaan, sarana prasana dan humas.
Pihaknya mengharapkan, dengan literasi di SMAN 7 ini bisa lebih memicu minat baca dalam segi positif. Terlebih saat ini medsos sudah banyak mengahdirkan tulisan tulisan beragam. "Jadi kita di sini, terutama siswa harus bisa memilih bacaan yang sifatnya postif. Di sinilah SMAN 7 mewadahi literasi," kata Asep Mahya.
Untuk sekedar informasi di tanggal 29 Februari 2024, akan dilakukan loncing karya tulis ilmiah yang akan dibukukan pada kumpulan karya tulis siswa SMA se-Kota Tasikmalaya, bertempat di gedung Bank Indonesia, Kota Tasikmalaya.
"Di sana SMAN 7 mengirimkan 3 orang siswa untuk ikut berpartisipasi membuat karya tulis ilmiah, dengan tema bebas," kata Adel.***