Literasi SMAN 7 Kota Tasikmalaya Pacu Prestasi, Terbitkan Buku, Penasaran? Simak di Sini

- 16 Februari 2024, 19:03 WIB
Kepala SMAN 7 Kota Tasikmalaya Drs. Dadan Ahmad Sofyan, M.Pd ( kiri) bersama tim literasi tunjukan beragam buku buah karya guru dan siswa
Kepala SMAN 7 Kota Tasikmalaya Drs. Dadan Ahmad Sofyan, M.Pd ( kiri) bersama tim literasi tunjukan beragam buku buah karya guru dan siswa /Deskjabar/Budi S Ombik

 

DESKJABAR - Diawali dari munculnya keresahan nilai AKM (Asesmen Kompetensi Minimum) literasi di SMAN 7 Kota Tasikmalaya, menggeliat. Munculnya keresehan AKM di SMAN 7 Kota Tasikmalaya lantaran nilai yang sangat mengkhawatirkan. Terlebih AKM sendiri ada dua hal yang menjadi titik beratnya.

Sedangkan yang menjadi keresahan nilai AKM di SMAN 7 Kota Tasikmalaya dan menjadi keresahan adalah ada dua hal yang menjadi titik beratnya, yaitu literasi dan numerasi.

"Di sana kami bergerak cepat untuk bagaimana membuat atau menciptakan literasi di SMAN 7 ini," kata Koordinator Literasi SMAN 7 Kota Tasikmalaya, Ade Lina Tri Rahmawati, S.Pd didampingi Kepala SMAN 7 Kota Tasikmalaya Drs. Dadan Ahmad Sofyan, M.Pd di ruang kerjanya, Jumat 16 Februari 2024.

 Baca Juga: Ada TPS Terunik di Kota Tasikmalaya, Prabowo Gibran Menang dari Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud

Ngabibita Siswa dan Gerak Cepat

Di sini, lanjut Adel, panggilan akrab Ade Lina Tri Rahmawati,  membentuk tim yang melibatkan semua guru mapel (mata pelajaran). Karena tugas literasi harus melibatkan para guru mapel, termasuk guru bahasa.

Diakuinya, ada beberapa guru yang telah menerbitkan buku. Satu diantara guru tersebut ada yang memfokuskan diri di mapel matematika OSN (Olimpiade Sains Nasional).

Dari sini, kata Adel, kita berusaha untuk ngabibita (meng-iming imingi) siswa terhadap karya yang telah dotorehkan dan dibuat oleh para guru mereka masing masing. "Ni guru gurunya sudah pernah membuat karya, masa siswanya nggak. Yu kita sama sama dirangkul oleh guru yang pernah membuat karya," cetusnya.

Sementara yang dimaksud dengan keresahan AKM, lanjutnya,  adalah pengganti UN (ujian nasional). KarenaUN ini diganti dan disempurnakan dengan Asesmen Kompetensi Minimum.

Di AKM sendiri yang menjadi acuan utamanya adalah literasi dan numerasi. "Makanya kami harus bergerak cepat agar nilai di sini tidak rendah," cetusnya.

"Kan dari dulu nilai UN dari setiap sekolah harus meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai upayanya ya harus belajar kelompok," ucapnya lagi.

Akan tetapi, kata Adel, saat ini sebagai upayanya adalah menggerakan literasi di sekolah. Sedangkan literasi sendiri, bukan hanya membaca akan tetapi bagaimana untuk memahami semua konteks dalam pembelajaran.

 Baca Juga: Ada TPS Terunik di Kota Tasikmalaya, Prabowo Gibran Menang dari Anies Muhaimin dan Ganjar Mahfud

Halnya dalam konten pembelajaran, baik fisika, kimia, biologi dan mapel lainnya, semua berawal dari literasi. Yaitu bagaimana siswa memahami mapel terutama yang mengedepankan rumus rumus.

"Di sini literasi menjadi hal terpenting, bagaimana siswa memahami hal tersebut. Contoh, sebelum mengerjakan mapel matemetika, maka siswa terlebih dahulu harus memahami kontennya terlebih dahulu," ucap Adel.

Konten yang dimaksud adalah, dalam bentuk tertulisnya dulu. Artinya tidak serta merta satu ditambah satu berapa, tidak seperti itu. Akan tetapi saat ini digambarkan melalui cerita (literasi) terlebih dahulu.

Jadi, jelasnya, siswa harus mampu berliterasi. Inilah yang menjadi alasan dan latar belakang program unggulan di SMAN 7 yakni FLA (Fun Literacy Activity).

 Baca Juga: Wisata Cipatujah, Tasikmalaya ke Pangandaran, Perjalanan Adventure Mobil, Ada 6 Lokasi Menarik

Literasi Dikembangkan

Sementara itu guru pembimbing literasi yang juga Wakasek Sarana SMAN 7 Kota Tasikmalaya Ii Faturahman, S.Pd,  M.Ag mengatakan, literasi bisa sampai di sana, prosesnya sangat panjang.

Di tahun 2008, akunya, SMAN 7 sudah berbicara literasi. Kemudian kenapa harus berbicara literasi, jawabnya adalah karena di sini ada Eskul (esktrakulikuler) yaitu Komisi Jurnalis Seventas.

Diakui Ii, bahwa baru tahun tahun inilah momentum literasi mulai muncul dengan banyak mempublish karya literasi SMAN 7. Halnya karya para guru dan alumni yang telah membuat buku.

"Nah bisa seperti ini karena banyak masukan dan motivasi sehingga kami menyadari bahwa literasi itu menjadi kata kunci," ucap Ii.

Artinya bahwa bagaimana SMAN 7 bisa mengangkat citranya sendiri sebagai lembaga di mata dunia pendidikan. Karena saat ini atau jaman medsos tak bisa lepas dari bagaimana literasi. "Dimana literasi sendiri adalah bagaimana kita bisa membuat karya tulis menulis atau karya ilmiah," ungkap Ii.

Baca Juga: Long Weekend Tiba, Berlibur Via Tasikmalaya, Jangan Lupa Mampir di Warung Bala-Bala Binarum Lewo - Malangbong

Disamping itu, tambahnya, pihaknya telah merencanakan pengembangan literasi di bidang pembinaan keagamaan, kerohanian. Yaitu bagi seorang muslim bisakah membaca dan menulis Al Qur'an. "Bisa saja ada anak yang ditemukan belum bisa baca dan menulis Al Qur'an. Karena di situ ada Iqro yang artinya baca," tuturnya.

Hal lain disampaikan Wakasek Kesiswaan SMAN 7, Asep Mahya, S.Pd. Menurutnya literasi memiliki kaitan dengan kurikulum, kesiswaan, sarana prasana dan humas.

Pihaknya mengharapkan, dengan literasi di SMAN 7 ini bisa lebih memicu minat baca dalam segi positif. Terlebih saat ini medsos sudah banyak mengahdirkan tulisan tulisan beragam. "Jadi kita di sini, terutama siswa harus bisa memilih bacaan yang sifatnya postif. Di sinilah SMAN 7 mewadahi literasi,"  kata Asep Mahya.

Untuk sekedar informasi di tanggal 29 Februari 2024, akan dilakukan loncing karya tulis ilmiah yang akan dibukukan pada kumpulan karya tulis siswa SMA se-Kota Tasikmalaya, bertempat di gedung Bank Indonesia, Kota Tasikmalaya.

"Di sana SMAN 7 mengirimkan 3 orang siswa untuk ikut berpartisipasi membuat karya tulis ilmiah, dengan tema bebas," kata Adel.***   

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah