WASPADA, 5 Sesar Aktif Mengancam Kota Bandung, Salah Satunya Penyebab Gempa Sumedang di Malam Tahun Baru

- 1 Januari 2024, 07:56 WIB
Sebuah gunung batu tepat berada di jalur sesar Lembang. Ada 5 sesar aktif yang mengancam Kota Bandung.
Sebuah gunung batu tepat berada di jalur sesar Lembang. Ada 5 sesar aktif yang mengancam Kota Bandung. /pikiran-rakyat.com/Armin Abdul Jabar/

DESKJABAR – Menjelang pergantian tahun pada Minggu 31 Desember 2023 pukul 20.34 WIB, wilayah Sumedang diguncang gempa dengan kekuatan magnitude 4,8. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut gempa terjadi karena sesar Cileunyi-Tanjungsari.

Hal ini membangkitkan kembali perlunya waspada bagi masyarakat Kota Bandung akan ancaman tersembunyi dari 5 sesar aktif yang mengelilingi cekungan Bandung. Salah satunya ya sesar yang menimbulkan gempa Sumedang di malam tahun baru.

Baca Juga: PANGANDARAN Diguncang Gempa di Akhir Tahun , Indonesia Paling Sering Dilanda Gempa Dahsyat Selama 2023

Selain sesar Lembang yang sudah sangat dikenal yang membentang sepanjang 29 kilometer di bagian utara Kota Bandung, ternyata ada 4 sesar aktif lainnya di sekitaran  Kota Bandung, yang bisa menjadi pemicu terjadinya gempa.

Seperti diketahui, wilayah Kabupaten Sumedang kembali diguncang gempa bumi sebanyak 3 kali menjelang pergantian tahun. Guncangan gempa yang ketiga kalinya, terjadi pada Minggu  31 Desember 2023 pukul 20.34 WIB.

Akibat guncangan gempa tersebut, sejumlah rumah di Lingkungan Babakan Hurip, Kelurahan Kota Kaler, Kecamatan Sumedang Utara, banyak yang mengalami kerusakan. Bahkan, guncangan gempa yang ketiga kali ini, sampai membuat warga berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri, termasuk pasien di RSUD Sumedang.

Cekungan Bandung Rawan Gempa

Cekungan Bandung tersusun oleh endapan danau purba, yang kemudian bercampur dengan adanya endapan batuan gunung api di mana materialnya bersumber dari gunung berapi yang mengelilingi di sekitarnya.

Cekungan Bandung telah menjelma menjadi kawasan strategis yang terus berkembang sehingga pengaturan penataan ruangnya ditetapkan dengan Peraturan Presiden (Perpres) no. 45 tahun 2018.

Pelaksana Tugas Kepala Sub Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur, PVMBG, Supartoyo dalam sebuah diskusi webinar bertajuk “100 Tahun Pemantauan Gunung Api di Indonesia Kebencanaan Geologi di Cekungan Bandung” pada Agustus 2020 memaparkan tentang topografi cekungan Bandung.

Menurutnya, cekungan Bandung atau kawasan Bandung Raya adalah suatu depresi yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian antara 650 meter hingga 2000 meter.

Cekungan Bandung selain dikelilingi gunung api, ternyata juga dikepung 5 sesar aktif yang bisa memicu terjadinya gempa. Lima sesar aktif tersebut terdiri dari Sesar Lembang, Sesar Legok Kole, Sesar Jati, Sesar CT (Cileunyi-Tanjungsari), dan Sesar Cicalengka yang menyatu dengan Sesar Citarum.

Baca Juga: ADA Apa Saja di Tanggal 1 Januari 2024? Salah Satunya, Beli Gas 3 Kg Tak Lagi Bebas, Harus Tunjukan KTP

Berdasarkan data dari United States Geological Survey (USGS), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dan data sekunder lainnya, kawasan cekungan Bandung masuk dalam peta rawan gempa yang kerentanannya cukup tinggi

5 Sesar Aktif di Sekitar Bandung

Ada sebanyak sesar aktif di sekitaran Bandung, salah satunya yang sudah sangat dikenal adalah sesar Lembang. Kelima sesar  tersebut harus tetap diwaspadai karena bisa menjadi pemicu terjadinya gempa.

Hal itu telah dibuktikan dengan terjadinya gempa di Sumedang di malam menjelang pergantian tahun 2023 ke 2024 pada Minggu 31 Desember 2023 malam. PVMBG menyatakan sumber terjadinya gempa akibat pergerakan di sesar Cileunyi – Tanjungsari.

Adapun 5 sesar aktif di sekitar Bandung adalah :

1.Sesar lembang

Sesar Lembang adalah sebuah patahan aktif yang berlokasi tepat di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dalam aktivitasnya, Sesar Lembang mengalami pergeseran dan pertemuan dengan Sesar Cimandiri yang terletak di Padalarang.

Menurut laman PVMBG, Sesar Lembang memiliki panjang sekitar 29 km yang membentang dari kawasan Padalarang (Kabupaten Bandung Barat)  hingga Jatinangor (Kabupaten Sumedang).

Sesuai dengan karakternya, Sesar Lembang terdiri dari dua bagian yakni segmen barat dan segmen timur. Kedua bagian ini menjadi salah satu penyebab gempa yang terjadi di kawasan Lembang dapat berlangsung dengan skala yang cukup berbeda.

Sejak 1963 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terus melakukan pemantauan terhadap Sesar Lembang.

Sesar ini memiliki 4 karakteristik  yakni

  • Bergerak 3 MM Setiap Tahun
  • Kerap Memicu Aktivitas Gempa Lokal
  • Berkekuatan Aktif hingga 6,8 SR
  • Terus Melakukan Pergerakan Aktif

Dalam jurnal yang dipublikasikan di Geoscience Letters, selama periode 2009-2015 terdapat empat kejadian gempa yang teridentifikasi di sepanjang jalur Sesar Lembang melalui jaringan sensor gempa regional milik BMKG.

Dalam sejarahnya, Sesar Lembang pernah menyebabkan gempa bumi dengan magnitudo besar yang terjadi di abad ke-15. Diperkirakan, gempa yang disebabkan oleh Sesar Lembang tersebut berlangsung sekitar tahun 1600 dan berpotensi terulang dalam periode 500 tahun.

2.Sesar Legok Kole

Tidak seperti sesar Lembang yang memiliki cukup data, sesar Legok Kole boleh dibilang minim informasinya.

Namun melihat dari namanya, nama Legok Kole diambil dari nama sebuah kampung di Desa Karangmulya, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Tol Getaci Ditinggal Investor, Harus Lelang Ulang, Akhirnya Dibangun Sampai Ciamis

Kelurusan sesar ini diketahui berupa kelurusan yang memiliki arah barat laut-tenggara. Lokasinya terletak di pegunungan sebelah barat Soreang.

Pada 6 April 2005, diketahui terdapat pusat gempa berkekuatan magnitudo 3,5 yang berada tepat pada kelurusan ini. Diperkirakan sesar ini merupakan sesar naik.

3.Sesar Jati

Pada 1996, Laboratorium Seismologi Pusat Survei Geologi melakukan pemantauan kegempaan di sekitar Cekungan Bandung. Pemantauan dilakukan dengan memasang jaringan seismometer di tiga lokasi, yakni Lembang, Soreang dan Ciparay. Pemantauan tersebut dilakukan hingga 2006.

Penelitian ini kemudian dilaporan dalam Jurnal Sumber Daya Geologi Kementerian ESDM Vol.XVIII No.2 April 2008.

Salah satu sesar yang terekam menghasilkan gempa adalah dengan kekuatan terbilang kecil adalah Sesar Jati. Kelurusan Sesar Jati memiliki arah utara-selatan di daerah sebelah utara Soreang.

Dalam peta geologi, kelurusan ini merupakan sisi timur dari deretan intrusi batuan beku. Pada bagian utara terlihat jelas sesar ini menggeser (offset) Sungai Citarum.

Sesar ini bergerak relatif ke utara sehingga masuk dalam kategori sesar mendatar menganan. Bidang sesar ini diperkirakan relatif tegak. Pada 15 Januari 2005, Sesar Jati pernah menimbulkan gempa berkekuatan magnitudo 3.

4.Sesar Cileunyi -  Tanjungsari

Dalam laporannya di laman resmi PVMBG pada Minggu 31 Desember 2023, gempa Sumedang yang terjadi di malam menjelang pergantian tahun, diakibatkan oleh pergerakan sesar Cileunyi – Tanjungsari.

Dilihat dari lokasi geografis, gempa ini berpusat di darat di wilayah Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Morfologi daerah sekitar pusat gempa bumi merupakan dataran hingga dataran bergelombang, setempat lembah, perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal.

Mariyono dalam penelitiannya yang dimuat dalam Jurnal Sumber Daya Geologi Kementerian ESDM Vol.XVIII No.2 April 2008 menyebutkan bahwa kelurusan Sesar Cileunyi-Tanjungsari memiliki arah timur laut-barat daya yang memanjang dari Tanjungsari hingga Cileunyi.

Berdasarkan pantauan mekanisme geraknya, sesar ini diperkirakan merupakan sesar normal.

Menurut data, Sesar Cileunyi-Tanjungsari adalah  sesar mendatar mengiris, sebarannya mulai dari selatan Desa Tanjungsari menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles, dan nilai laju geser berkisar antara 0,19 - 0,48 mm/tahun.

Baca Juga: Masuk 10 Politisi Paling Berpengaruh di Indonesia, KDM: Saya Bersyukur Masih Dipercaya Meski Tak Menjabat

Penelitian Supartoyo juga menunjukan bahwa Sesar Cileunyi-Tanjungsari terletak di bagian timur laut Cekungan Bandung dan secara administratif terletak di Kabupaten Bandung serta  Sumedang. Sesar ini memotong satuan batuan gunungapi tua, gunungapi muda dan endapan danau Bandung.

5.Sesar Cicalengka

Sesar Cicalengka merupakan sesar di tengah Cekungan Bandung. Sesar ini juga melintasi 2 gunung dikawasan sekitar Cicalengka, Kabupaten Bandung yakni Gunung Kareumbi dan Gunung Kerenceng.

Sesar Cicalengka pernah tercatat menimbulkan gempa, tepatnya pada 18 Agustus 2000 dengan kekuatan sebesar Magnitudo 4.

Itulah 5 sesar aktif yang ada di sekitar Bandung yang bisa menjadi ancaman tersembunyi terjadinya gempa bumi. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: PVMBG Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah