Begitu juga ketika musim hujan datang, masyarakat kerap dibuat resah dengan datangnya bencana alam, baik tanah longsor ataupun bencana banjir.
Contohnya di wilayah Kecamatan Kawalu, Tamansari, Cibeureum dan wilayah Kecamatan Purbaratu di Kota Tasikmalaya mengalami kekurangan air bersih saat terjadi kemarau, meskipun hanya beberapa bulan saja.
Padahal wilayah tersebut beberapa puluh tahun yang lalu memiliki sistem pengairan yang sangat bagus dan tidak mengalami kekurangan air bersih karena ada saluran irigasi Cikunten dan aliran irigasi lainnya.
Untuk itu Dani Kurnia R memiliki keinginan bisa ikut terlibat secara langsung dalam membuat kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan masalah lingkungan.
"Pembangunan yang dilakukan pemerintah harus memperhatikan kelestarian lingkungan alam yang ada. Sehingga masyarakat tidak menjadi korban atas lahirnya kebijakan tersebut", katanya.
Dengan adanya tata kelola lingkungan yang baik, tegas Dani, maka akan tercipta sebuah harmonisasi antara manusia dengan alam. Ujung-ujungnya, kesejahteraan masyarakat akan lebih meningkat.
Dani menuturkan, Tasikmalaya sebenarnya memiliki sumber daya air yang sangat melimpah yang dihasilkan oleh Gunung Galunggung. Namun karena tata kelola lingkungan yang kurang baik, air tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
Di masa lalu, air dari Gunung Galunggung itu bisa mengalir dengan baik sampai ke wilayah Manonjaya melalu saluran irigasi Cikunten yang dibangun sejak zaman Belanda.
Namun tengok sekarang, wilayah Purbaratu, Kawalu Gobras, Tamansari dan Cibeureum Kota Tasikmalaya mengalami kekeringan meski kemarau melanda baru beberapa bulan saja.