Salah seorang tokoh usaha pertanian di Kecamatan Sukasari (masih kawasan Tanjungsari), Suryana, dari bisnis tembakau Jawa Barat, mengatakan, fenomena bisnis pertanian termasuk sub-sektor perkebunan memang fluktuasi. Tetapi dengan melihat prospek ke depan, menjadi semakin banyak pemilik tanah pertanian produktif yang lebih suka mempertahankannya.
“Apalagi, bisnis tembakau Jawa Barat dimana kawasan Tanjungsari, Sukasari, dan Pamulihan termasuk sentra produksi utama. Generasi mudanya pun semakin termotivasi meneruskan bisnis pertanian, termasuk tembakau keluarga karena bisnis realistis,” ujar Suryana, yang juga Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Wilayah Jawa Barat pada sebuah diskusi tembakau di Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga: Sate Jebred Khas Tanjungsari, Sumedang, Buruan Jajanan di Pasar Menjelang Subuh
Salah seorang petani muda di Desa Margajaya, Tanjungsari, Jaelani (35) mengatakan, bahwa masyarakat setempat kini sudah menyadari pentingnya mempertahankan tanah pertanian sendiri.
“Banyak yang kini menyadari ternyata keluarganya tidak memiliki masa depan, setelah tanah pertaniannya terjual, misalnya karena dibeli bisnis perumahan. Uangnya habis begitu saja untuk dibagi-bagi sekeluarga, uang jutaan rupiah bahkan puluhan juta seakan kini seperti “air”, alias cepat habis,” ujarnya. ***