Guru Besar IPB University Ungkap Teknologi Peningkatan Mutu Kayu Ramah Lingkungan

- 23 Oktober 2023, 08:07 WIB
Guru besar IPB University, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Prof Trisna Pribadi ungkap Teknologi peningkatan mutu kayu dengan minyak nabati kemiri.
Guru besar IPB University, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Prof Trisna Pribadi ungkap Teknologi peningkatan mutu kayu dengan minyak nabati kemiri. /IPB Univeristy/

DESKJABAR - Guru Besar IPB University, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Prof Trisna Pribadi dalam risetnya mengungkapkan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati sekitar 4.000 jenis pohon.

Keanekaragaman hayati tersebut, menurut Guru Besar IPB University, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University Prof Trisna Pribadi, perlu dijaga kelestarian, pengembangan serta pengelolaannya secara berkelanjutan, karena keberadaan pohon - pohon itu berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan.

Dalam Konferensi Pers Pra Orasi Ilmiah Guru Besar IPB University, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan beberapa saat lalu secara daring, Prof Trisna mengulas perlindungan kayu dan bangunan bisa dilakukan dengan rekayasa bahan kayu, rekayasa desain struktur bangunan, maupun manajemen perlindungan bangunan yang terprogram dengan baik.

Baca Juga: Ribuan Peserta Mengikuti Event IPB Run II Half Marathon, dalam Rangka Dies Natalis IPB Ke 60

"Integrasi perlindungan kayu dan bangunan tersebut sangat penting dalam kesejahteraan hidup manusia dan mendukung pengelolaan sumber daya hutan yang lestari," ujarnya.

Selain itu, Prof Trisna menjelaskan terkait ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan. Dikatakannya, kayu merupakan bahan alami yang dapat diperbaharui (renewable), energi pengolahannya rendah, multiguna dan tampilannya estetik. Namun, kayu juga menjadi target serangan organisme perusak.

Menurutnya, tingginya risiko biodeteriorasi kayu pada bangunan di Indonesia juga didukung dengan iklim tropis yang hangat, lembab dan curah hujan yang tinggi sepanjang tahun.

"Upaya mengatasi ancaman biodeteriorasi pada rumah dan bangunan, disebut dengan pre construction (sebelum dibangun rumah atau bangunannya) dan post construction (sudah terjadi)," paparnya.

Prof Trisna menambahkan, pada pre construction bisa dilakukan dengan memilih bahan yang awet sehingga akan lebih panjang umur pakainya karena mengandung zat ekstraktif yang bersifat toxic juga meningkatkan bahan agar menjadi tahan dari serangan perusak baik itu jamur maupun rayap.

Halaman:

Editor: Samuel Lantu

Sumber: IPB University


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah