ADA Banyak Hikmah dari Kekeringan Waduk Jatigede Sumedang, Warga Panen Tutut dan Pakan Ternak

- 4 Oktober 2023, 11:30 WIB
Lahan bekas dasar Waduk Jatigede Sumedang, menghijau oleh rerumputan, yang dimanfaatkan warga untuk pakan ternak.
Lahan bekas dasar Waduk Jatigede Sumedang, menghijau oleh rerumputan, yang dimanfaatkan warga untuk pakan ternak. /deskjabar/Dendi Sundayana/

 

DESKJABAR – Dalam beberapa bulan terakhir muncul lahan luas membentang di dekat Dusun  Jatibungur, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Luas lahan tersebut terus bertambah seiring dengan kemarau ekstrem yang membuat volume air Wadik Jatigede menyusut drastis.

Di lahan luas yang dulunya terendam Waduk Jatigede Sumedang tersebut, kini banyak aktifitas warga. Tidak hanya aktifitas jaring apung di lahan yang masih tergenang air, banyak warga yang mengarit pakan ternak berupa rerumputan yang tumbuh subur di lahan yang muncul ke permukaan.

Baca Juga: INILAH Pelaku di Kasus Subang 2021, Profil, Motif, Jumlah, dan Alat yang Digunakan untuk Membunuh Korban

Sementara di tepian air waduk yang terus menyusut, juga terlihat aktifitas warga sekitar yang memanen tutut. Tutut ini tidak hanya dikonsumsi, tetapi juga dijual kepada warga sekitar dan pengunjung atau wisatawan dadakan yang berkunjung ke waduk yang kini terus mengering.

Dasar Waduk Jatigede yang muncul ke permukaan akibat kemarau ekstrem, ternyata memberikan hikmah bagi warga sekitar. Selain panen pakan ternak dan tutut, banyak warga sekitar mendirikan warung, una mendukung aktitas warga di lahan yang dulunya dasaw waduk.

Warga Dusun Jatibungur, Siti (28), bersama suaminya memanfaatkan hikmah tersebut. Di lahan bekas dasar waduk, dia mendirikan warung. Tidak sedikit para wisatawan dadakan mampir ke warungnya untuk sekadar melepas dahaga di tengah terik panas matahari.

Siti yang sudah membuka warung sejak sebelum Lebaran 2023 atau sebelum April 2023, mengakui dibalik menyusutnya volume air Waduk Jatigede Sumedang, dia bisa memanfaatkan peluang kondisi tersebut.

Jika akhir pekan tiba, banyak pengunjung tidak hanya warga Sumedang, tetapi warga dari luar Sumedang, termasuk dari daerah lain di Jawa Barat, yang sengaja datang untuk melihat pemandangan kemunculan desa-desa yang dulunya tenggelam di dasar waduk.

Jika sore cerah tiba, tidak sedikit pula selain wisatawan dadakan, warga sekitar bermain layang-layang dengan leluasan di lahan luas bekas dasar waduk.

“Kondisi kekeringan seperti ini sudah terjadi sebelum lebaran lalu,” tutur Siti.

Panen Pakan Ternak

Salah satu hikmah yang cukup kentara terlihat adalah aktifitas warga yang mengambil rumput untuk keperluan pakan ternak. Sejak kemarau ektrem yang membuat terjadinya volume air Waduk Jatigede menyusut drastis, banyak bermunculan lahan-lahan baru yang dulunya tenggelam di dasar waduk.

Baca Juga: WADUK Jatigede Sumedang Surut Drastis, Jalan Raya Lama dan Makam Keramat Buyut Putih Muncul ke Permukaan

Lahan ini muncul ke permukaan yang diikuti dengan tumbuhnya berbagai ilalang dan rerumputan yang cukup luas. Lahan ini selain dimanfaatkan bercocok tanam oleh sebagian warga, sebagian lagi dimanfaatkan rumput-rumputnya untuk keperluan pakan ternak.

Demikian pula pada Selasa 3 Oktober 2023, di tengah terik panas matahari sekitar jam 11 siang, tidak sedikit warga yang terlihat sedang mengarit rumput yang kemudian dimasukkan ke dalam karung plastik.

Bahkan ada sejumlah warga yang mengarit rumput-rumput ke dalam karung-karung plastic dalam jumlah banyak, yang kemudian dimasukkan ke dalam mobil pikup.

Menurut pengakuan warga sekitar, orang-orang yang mengambil rumput di lahan bekas Waduk Jatigede ini tidak hanya datang dari warga di sekitar waduk, bahkan ada yang sengaja datang dengan menggunakan mobil pikup dari daerah seperti Garut dan Tasikmalaya.

Hal yang sama diakui Siti. Beberapa pengunjung yang datang ke warungnya adalah warga dari Garut yang sengaja datang untuk mencari rumput untuk keperluan pakan ternak.

Kondisi kemarau panjang membuat lahan-lahan kekeringan dan rumput untuk keperluan ternak semakin sulit diperoleh. Maka kemudian mereka sengaja datang ke lahan bekas Waduk Jatigede untuk memanen rumput.

Warga Jatibungur sedang membersihkan tutut hasil tangkapan mereka di tepian Waduk Jatigede. Tutut kemudian dijual Rp 5.000 per kilo.
Warga Jatibungur sedang membersihkan tutut hasil tangkapan mereka di tepian Waduk Jatigede. Tutut kemudian dijual Rp 5.000 per kilo.

Panen Tutut

Tidak hanya panen rumput, di lahan Waduk Jatigede yang mengalami kekeringan, justru warga mendapatkan peluang baru yakni panen tutut. Mereka berburu tutut di pinggiran tepian waduk yang masih digenangi air, serta di dasar-dasar waduk yang masih tergenang air.

Carmah, Warga Jatibungur, mengakui setiap harinya mereka bisa memanen sampai 50 kilogram tutut. Banyaknya panenan, tergantung permintaan.

Baca Juga: Update Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Rabu 4 Oktober 2023, Tren Sedang Turun

Selasa siang di panas terik matahari, Carmah yang membuka warung terapung di tepian Waduk Jatigede yang masih tergenang air, dia bersama suami dan anak-anaknya juga berburu tutut. Siang itu mereka tengah membersihkan sekitar 20 kilogram tutut.

Siang itu, ada warga sekitar Waduk Jatigede yang datang ke warung Carmah untuk membeli 4 kilogram tutut mentah. Menurutnya, tutut sebanyak itu untuk dikonsumsi bersama keluarganya.

Menurut Carmah, tutut tersebut dijual dengan harga Rp 5.000 per kilo. Pembeli yang datang ke warungnya tidak hanya berasal dari warga sekitar waduk, tetapi juga para wisatawan dadakan yang datang ke tempat itu pada akhir pekan.

Para pengunjung ada yang sengaja membeli tutut mentah, tetapi ada juga permintaan tutu matang yang telah dimasak dan diberi bumbu kuning.

Carmah, yang dulu rumahnya tenggelam di dasar Waduk Jatigede dan kemudian pindah ke dusun Jatibungur, jika air Waduk Jatigede surut maka biasanya warga panen tutut. Namun jika air naik dan pasang, saatnya warga panen udang lobster. ***

Ingin mengetahui berita Kondisi Waduk Jatigede lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah